Sekarang, aku harus membiarkan diri untuk bernapas tanpa perhatianmu. Aku mengawalihari, sambil menatap ponselku yang sepi tanpa kabarmu. Aku mencoba menerima kenyataan ini, sebagai gadis yang bukan siapa-siapamu, aku tak bisa menuntut banyak. Aku hanya bisa mencintaimu dari sini dan jika kangen yang kulakukan hanya satu... membaca ulang pesan singkat kita.
Sambil tetap berharap kau menyapaku barang sedetik saja, entah mengucap hai atau mengingatkan agar tidak telat makan,atau mungkin berkata kangen setelah beberapa hari kita tak bertemu.
Abaikan itu semua, Sayang. Kau tahu sejak awal aku adalah wanita yang tahan banting disakiti berkali-kali jika sudah terlalu mencintai. Namun semakin lama, semakin kusadari, mencintaimu adalah ketololan yang harusnya tak kulanjutkan. Aku seharusnya takperlu seberlebihan ini, tak perlu berharap terlalu banyak, tak perlu memimpikanmu agar memiliki perasaan yang sama. Tak perlu,Sayang, lupakan gadis tolol yang masih umur belasan ini, lupakanlah bahwa kitapernah berada dalam keadaan baik-baik saja,lupakanlah semua kata cinta dan rindu itu.
Aku terlalu meyakinkan diriku bahwa suatu saat nanti kau adalah sosok yang akan membahagiakanku. aku telah memimpikan banyak hal, kau akan membawakan matahari dan mengusir semua mendung yang menutupi hariku. Kamu akan membawaku pulangke hatimu dan kita membuat banyak daftar mimpi baru untuk kita wujudkan bersama, namun aku salah, kamu tidak sehebat itu. kamu tak cukup hebat untuk kuperjuangkan mati-matian.
Aku sendiri kesepian, aku kehilangan senyumku, senyumku seakan-akan tergantung pada kehadiranmu. kau jauh disana entah sedang menyelamatkan mimpi siapa, mungkin kau juga lupa ada yang diam-diam mendoakanmu,melipat tangannya, meneteskan airmatanya.
Tolong kembalikan senyumku. Eh,tapi tadi aku sedikit senyum deh. aku tadi sedikit senyum karena senyum tukang mie ayam yang waktu itu kuceritakan padamu itu loh.All Rights Reserved