Echoes of the Thirteenth
Mereka dibesarkan untuk menang. Tapi tak pernah diajari bagaimana caranya berhenti sebelum saling membunuh.
Tiga belas nama yang dahulu terikat dalam satu masa remaja yang dipoles untuk menjadi sang pemenang. Tapi sejak awal, kemenangan bukan perkara pencapaian, melainkan soal siapa yang mampu bertahan paling lama tanpa menunjukkan kelemahan.
Dalam sebuah vila megah, waktu seolah berhenti, kebenaran kabur, kepercayaan memudar, dan kehadiran jadi ancaman. Mereka semua punya alasan untuk bertahan. Tapi tak satu pun dari mereka pernah benar-benar diajari cara menyelamatkan satu sama lain. Karena sejak awal, mereka tidak pernah disatukan oleh cinta, melainkan oleh ambisi.
Dan ketika satu demi satu nama terhapus, dunia tidak berteriak, ia hanya bergema...
dalam bisikan seorang yang selamat,
dan dalam senyum yang menatap dari balik bayang.
Echoes of the Thirteenth bukan cerita tentang siapa yang membunuh. Tapi tentang siapa yang membiarkan diri mereka menjadi makhluk yang pantas untuk dibunuh.