Waktu Menjahit Luka (Kumpulan Cerita Mini Karya @elynna_arsr)

Ada hal-hal yang tidak bisa sembuh hanya dengan permintaan maaf, dan ada luka yang tidak serta-merta hilang meski tak lagi berdarah. "Waktu Menjahit Luka" lahir dari fragmen-fragmen kehidupan yang kerap tak selesai dibicarakan, hanya dipendam, lalu didiamkan menjadi sesak di dada. Judul ini bukan sekadar kiasan, tapi cerminan dari perjalanan batin yang pelan-pelan disulam oleh waktu. Seperti luka robek yang tak bisa dijahit dengan benang biasa, setiap kisah dalam kumpulan ini menyentuh bagian terdalam dari jiwa, menghadirkan tokoh-tokoh yang patah namun tak menyerah, hancur namun belajar memungut dirinya sendiri. Ada perempuan yang kehilangan anaknya, lelaki yang rindu ibunya namun tak tahu cara mengucapkannya, remaja yang dihantui rahasia masa kecil, hingga lansia yang berteman sepi di kursi taman. Masing-masing membawa serpihan luka yang berbeda dan tidak semuanya berhasil sembuh. Namun di balik tiap alur yang singkat dan sederhana, ada pesan bahwa waktu bukan penyihir yang menghapus, melainkan penjahit yang sabar: menyatukan sobekan-sobekan itu dengan benang keteguhan, harapan, dan penerimaan. Meski tak akan kembali seperti semula, mereka tetap menjadi bagian dari cerita yang utuh. Waktu di sini bukanlah musuh yang mencuri, melainkan teman yang diam-diam memperbaiki. Itulah kenapa pilihan nama ini terasa paling tepat karena dalam tiap halaman, waktu bukan hanya hadir, tapi bekerja diam-diam, menjahit luka-luka yang pernah kita miliki... dan mungkin masih kita simpan sampai hari ini.