Story cover for Blueprint Of Silence by naftalenabyun
Blueprint Of Silence
  • WpView
    Reads 91
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 91
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 5
Ongoing, First published May 17
Elian tidak tumbuh dari cinta. Ia dibentuk oleh kebisuan, dibesarkan dalam bayang-bayang keluarga yang bukan benar-benar miliknya, dan disimpan rapi dalam kotak bernama "aib."

Sejak kecil, ia belajar membangun tembok-dari algoritma, sensor, dan sistem yang tak pernah berbohong. Di dunia mesin dan teknologi, Elian menemukan satu-satunya tempat di mana dirinya bisa berfungsi: sebagai otak jenius di balik pengendalian otomatis dan perawatan mesin-mesin industri, bukan sebagai manusia dengan luka.

Tapi mesin tak selalu berdetak di atas pondasi yang kuat.

Ketika proyek pengembangan mesin industri kelas atas menunjukkan tanda-tanda keganjilan, Elian menemukan dirinya berada di tengah pusaran sabotase, pengkhianatan, dan masa lalu yang ingin dilupakannya. Sekaligus, ia dipaksa menghadapi sosok yang mulai mengusik pertahanannya-rekan kerja yang terlalu jujur, terlalu hangat, dan terlalu dekat.

Lalu, bisakah seseorang yang hidup dalam diam menciptakan kembali rancang bangun jiwanya yang retak? Atau akan berhenti berdetak... sebelum sempat berfungsi?
All Rights Reserved
Sign up to add Blueprint Of Silence to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Terperangkap dalam Diri by AlgiGustiana
20 parts Complete
Sinopsis: Leonhardt selalu terlihat tenang. Bagi orang lain, hidupnya tampak biasa saja-tidak ada yang tahu bahwa di dalam dirinya, ada sesuatu yang terus menghantuinya. Air, suara bentakan, dan kesepian. Semuanya berawal saat ia tenggelam di danau waktu kecil. Saat itu, ia hampir mati. Yang paling menyakitkan bukan hanya dinginnya air yang menelannya, tapi bagaimana teman-temannya hanya tertawa, mengira ia sedang bercanda. Sejak hari itu, setiap kali melihat air, ia kembali ke saat itu-merasakan dadanya sesak, tangan yang berusaha menggapai sesuatu yang tak ada, dan kesadaran bahwa tidak ada yang benar-benar peduli. Namun, trauma itu bukan satu-satunya yang menghantuinya. Sejak kecil, Leonhardt tumbuh dalam lingkungan yang penuh bentakan. Setiap suara keras membuatnya membeku, membuatnya merasa kecil dan tidak berdaya. Setiap teriakan mengingatkannya pada ketakutan yang tidak bisa dijelaskan. Ia selalu gemetar saat seseorang mulai berteriak, bahkan jika itu bukan untuknya. Di sekolah, ia juga tidak pernah benar-benar merasa aman. Bullying yang ia alami tidak selalu berupa pukulan-sering kali, itu hanya ejekan, bisikan kecil di belakangnya, tatapan yang meremehkan. Tapi semua itu cukup untuk membuatnya merasa tidak berharga, cukup untuk membuatnya percaya bahwa ia memang seharusnya sendiri. Semakin ia tumbuh, semakin semua itu menggerogoti pikirannya. Anxiety yang tidak terkendali, OCD yang membuatnya terjebak dalam pola pikirnya sendiri. Ia tidak bisa berada di tempat ramai, tidak bisa mendengar suara keras tanpa merasa ingin melarikan diri. Setiap malam, ia terjebak dalam pikirannya sendiri, mengulang-ulang semua yang terjadi, bertanya-tanya apa yang salah dengannya. Tapi trauma tidak bisa dihindari selamanya. Ketika sebuah kejadian membawanya kembali ke danau itu, Leonhardt dipaksa menghadapi semuanya. Air yang selama ini ia hindari. Ketakutan yang selama ini ia kubur. Dan kenyataan bahwa mungkin, selama ini ia memang sudah tenggelam, bahkan di daratan.
You may also like
Slide 1 of 7
acalapati  cover
Terperangkap dalam Diri cover
Aksa cover
The Blooming Lady [completed] cover
Araleya: Titik Temu Semesta cover
SEPARATED BROTHER [END] cover
SUARA BIA (TAMAT) cover

acalapati

8 parts Ongoing

"Ran, pulang, bapak udah sayang sama kamu." °°° Kegagalan seolah telah menjadi sahabat karib bagi Hiran-anak ketiga dari empat bersaudara yang lahir tepat di ambang keruntuhan keluarganya. Ketika kemewahan menjelma jadi kenangan dan tawa berubah menjadi diam panjang, Hiran hadir ke dunia. Bagi sebagian orang, ia adalah pertanda malapetaka. Pembawa sial, begitu mereka menyebutnya. Hiran tumbuh dalam keheningan yang tak pernah benar-benar ia mengerti, tapi selalu ia terima. Ia belajar membaca raut kecewa, menghafal letak luka yang tak terucap, dan memupuk kesadaran bahwa dirinya bukan siapa-siapa. Pada usia delapan belas, cinta adalah kemewahan yang tak pernah ia harapkan datang. Ia tahu diri-ia tahu batasnya. Namun, semua keyakinannya mulai runtuh ketika Arabella hadir-gadis dari dunia yang tak pernah Hiran pijak. Anak konglomerat dengan senyum yang mampu menembus dinding-dinding luka. Sekali tatap, cukup untuk mengguncang hati yang selama ini ia jaga mati-matian. Dan meski perasaannya tumbuh tanpa diundang, Hiran tahu satu hal pasti: cinta ini tak boleh hidup. Ia akan menguburnya, sebelum harap kembali menyakitinya.