Raisa tak pernah membayangkan bahwa pagi yang cerah bisa berubah menjadi malam paling kelam dalam hidupnya. Suaminya, Fahmi, meninggal dalam kecelakaan kerja, meninggalkannya sendiri dengan tiga anak yang masih kecil. Ditinggal tanpa tabungan, tanpa pekerjaan tetap, dan tanpa tempat bersandar, Raisa memilih untuk bertahan di kota demi masa depan anak- anaknya.
Dalam balutan duka dan tekanan hidup, Raisa menjahit, berdagang kecil- kecilan, dan mengajar les demi menyekolahkan Nina, Damar, dan Rafi. Yang ketiganya tumbuh menjadi anak- anak yang berprestasi dan berbakti. Namun, takdir kembali merenggut: Nina, si sulung yang selalu menjadi harapan dan tulang punggung kecil keluarga, meninggal dunia dalam kecelakaan tragis.
Di tengah upaya menguatkan diri dan menjaga dua anaknya yang tersisa, Raisa juga harus menghadapi kenyataan pahit: tubuhnya perlahan melemah akibat penyakit autoimun yang dideritanya. Meski begitu, dia tidak pernah menyerah. Damar berhasil menembus universitas ternama, dan Rafi tumbuh menjadi remaja yang cerdas dan mandiri.
Saat hidup mulai terasa terlalu sunyi, hadir Adnan- seorang duda penyabar yang perlahan mengetuk pintu hati Raisa yang sudah lama terkunci. Perjuangan panjang, kehilangan, dan cinta yang datang di usia senja membawa Raisa pada pemahaman baru: hidup tak selalu indah, tapi selalu layak diperjuangkan.
" Pelita di Ujung Senja" adalah kisah tentang kehilangan dan ketabahan, luka dan pemulihan, cinta yang bertahan dalam diam, dan harapan yang tak pernah padam. Sebuah perjalanan seorang ibu yang menjadi terang, bahkan ketika hidupnya sendiri gelap.
Raina dan Kenan, dua remaja SMA yang terikat oleh rasa, tapi dipisahkan oleh luka, jarak, dan keadaan. Cinta mereka tak selalu hadir dengan pelukan hangat-kadang hanya diam, kadang hanya tatap dari jauh.
Ketika perpisahan datang tanpa peringatan, Raina belajar bahwa tidak semua luka harus disembuhkan oleh orang yang sama. Dan Kenan, dengan segala usahanya, mencoba bertahan... meski tak selalu bisa tinggal.
Ini adalah kisah tentang jatuh cinta, kehilangan, dan bertumbuh dengan hati yang tak lagi utuh-tapi tetap memilih berjalan.