Story cover for Unread Massages by galaksipenyuangkasa
Unread Massages
  • WpView
    Reads 2,200
  • WpVote
    Votes 781
  • WpPart
    Parts 12
  • WpView
    Reads 2,200
  • WpVote
    Votes 781
  • WpPart
    Parts 12
Ongoing, First published May 18
Ternyata seberapa lama orang itu bersama tidak menjamin keberhasilan dalam sebuah hubungan. Kadang seorang yang memberikan pengalaman pertama yang akan jadi pemenang nya.

Hesa dan Kara tumbuh bersama sebagai rival abadi yang tidak mau kalah satu sama lain. Mereka selalu bertengkar, meski akhirnya Hesa yang meminta maaf dan mereka kembali berbaikan. Tapi entah sejak kapan Kara merasa keusilan Hesa jadi tidak menganggu dan pria itu juga sedikit berubah.

***

Badai pun tiba. Ada satu titik dimana malam itu datang, tempat setelah Hesa dan Kara bertengkar hebat kerana alasan yang kurang logis. Mereka menjauh tidak mengabari berhari-hari.

***

Sepuluh tahun berlalu. Kara sudah benar-benar hilang komunikasi dengan Hesa dan dia akan menikah bulan depan. Kara sudah cukup bahagia. Sampai sebuah kotak tua, sebuah syal merah, dan ponsel yang lama terkubur waktu... membawanya kembali ke masa lalu.

Dan saat Kara mengingat semuanya... mungkin sudah terlambat. Atau mungkin, belum? Apakah Kara sudah bahagia? Benarkah?

***


Highest rank #1 - youth (24 mei 2025)
All Rights Reserved
Sign up to add Unread Massages to your library and receive updates
or
#684teen
Content Guidelines
You may also like
Dua cangkir satu Meja  by byjulieeeee
52 parts Complete
Dua cangkir di satu meja. Salah satunya kopi hitam yang mulai dingin, satunya lagi teh hangat yang baru diseduh. Sama seperti mereka-dua orang yang dulu satu keluarga, kini seperti orang asing di bawah atap yang sama. Dewa sudah terbiasa hidup sendiri. Ia bisa makan mi instan kapan saja tanpa ada yang mengomentari. Bisa pulang larut tanpa ada yang menunggu. Bisa menjalani hari-harinya tanpa merasa harus menjelaskan apa pun kepada siapa pun. Lalu datang ayahnya, yang entah sejak kapan mulai mengatur ulang dunianya. Mengajaknya makan bersama, menyeduhkan teh di pagi hari, bahkan diam-diam mengganti mi instan dengan sesuatu yang lebih bergizi. Dewa tidak mengerti-apa yang sebenarnya diinginkan ayahnya? Kenapa setelah tujuh tahun pergi, kini ia kembali dan bertingkah seolah-olah segalanya masih bisa diperbaiki? Di sisi lain, ada Nira, seseorang yang selalu ada untuknya. Tapi kini, ia merasa semakin jauh. Hubungan yang dulu terasa nyaman perlahan berubah menjadi sesuatu yang penuh pertanyaan. Di antara meja makan yang dulu selalu sepi, dua cangkir yang tak pernah sama, dan sepiring mi instan yang akhirnya tak lagi dimakan sendirian, Dewa harus menghadapi sesuatu yang selama ini selalu ia hindari: apa arti pulang yang sebenarnya? Slow fic Sudah selesai ditulis sampai ending, sudah dipublikasikan pula semuanya. Sebab, aku tidak suka menunggu. Jadi, aku tidak akan membuatmu menunggu. 48 bab secara total. Bacalah jika menurutmu layak dibaca, tinggalkan jika menurutmu membosankan. Terima kasih sudah meluangkan waktumu yang berharga. by Tigajully 2025
You may also like
Slide 1 of 9
SAPTA HARSA {TERBIT} ✓ cover
Dua cangkir satu Meja  cover
Separate Then Together | Chiquita X Junkyu & Heeseung | END cover
Eighteen ✅️ [LENGKAP] cover
That Feeling When - Lee Heeseung cover
SUNSHINE 2.0 ☀ NoHyuck ☀ cover
Setelah Kita Delapan Belas Tahun cover
H E A R |Here Iam,Ruka (COMPLETED) cover
Sad Things About Renala [END]✔️ cover

SAPTA HARSA {TERBIT} ✓

34 parts Complete

SERI KEDUA KLANDESTIN UNIVERSE [Sudah terbit & part masih lengkap] "Bang, tahun depan kalian umur berapa?" celetuk Aji yang bergabung dengan Haikal dan juga Marka di ruang tengah. Di tangannya menyangga gelas berisi jus jambu yang ia dapatkan dari hasil memohon pada Reihan. "22 kayaknya," jawab Marka. Sementara Haikal yang berbaring di sampingnya langsung menyahuti. "Kenapa nanya-nanya?" "Nanya aja, lo tahun depan umur berapa?" "Gatau," jawab Haikal tanpa ada minat menoleh, ia malah sempat melirik Marka yang kebetulan ia pinjam pahanya sebagai bantal, tapi setelah itu ia kembali menatap layar ponselnya. "Kok nggak tau sih? Umur sendiri juga." "Ya, umur mah nggak ada yang tau, Ji," jawab Haikal. ✨✨✨ "Kita adalah tujuh yang menjadi satu. Sukacita dan air mata. Bahagia dan pilu. Kita bisa saling berbagi. Klandestin Gang adalah sahabat, keluarga, dan rumah terbaik yang pernah ada." - Sapta Harsa, 2023