Story cover for Di Balik Garis Batas by dantification
Di Balik Garis Batas
  • WpView
    Reads 27
  • WpVote
    Votes 8
  • WpPart
    Parts 4
  • WpView
    Reads 27
  • WpVote
    Votes 8
  • WpPart
    Parts 4
Ongoing, First published May 18
"Bau formalin lagi?" celetuk AKBP Mahesa Indra Priawan singkat.
Dea mendesah, "Dan kamu bau mesiu. Sama saja." balas dr. Nimas Ardea Mahendra
Mereka saling bertukar berkas dokter forensik dan polisi Densus 88, dua profesi yang terlalu sering berdampingan di dunia kematian. Tapi ketika malam turun dan semua laporan ditutup, mereka tetap pulang ke rumah yang sama.
Dea menuruni lorong ke kamar otopsi, dan seperti yang diduga, Hesa pasti mengikutinya di belakang. Seragamnya basah, wajahnya dingin. Tatapan mereka saling bertaut.
All Rights Reserved
Sign up to add Di Balik Garis Batas to your library and receive updates
or
#941dendam
Content Guidelines
You may also like
Kardus Kematian (Detektif Pramudya & Sakti) by deewakanda
6 parts Ongoing
Mandeville Kota kembali di kejutkan dengan peristiwa yang terjadi di depan pusat perbelanjaan Mandeville kota pada pukul 07.00 pagi hari. Keadaan semakin kacau tatkala orang-orang panik ketika sepasang kekasih menemukan kardus mencurigakan tanpa pemilik tergeletak di taman kecil depan pusat perbelanjaan mengira bahwa isi kardus itu adalah bom. Kepanikan itu membuat para staff supermarket langsung meng-evakuasi orang-orang yang ada di sana untuk menjauh serta memanggil polisi dan tim penjinak bom. Tak membutuhkan waktu lama untuk polisi serta tim penjinak bom untuk datang, namun setelah pemeriksaan dilakukan para tim penjinak bom terheran-heran ketika membuka kardus itu yang mereka temukan bukanlah bom atau bahan peledak melainkan 3 bungkus plastik hitam yang di dalamnya ketika disentuh memiliki teksturnya sendiri-sendiri ketika di tekan dari luar, mulai dari keras hingga lembek klenyer-klenyer. Satu lagi yang membuat tim penjinak bom merasa aneh karena bau anyir yang sangat menyengat keluar ketika kardus itu dibuka. "Apakah yang di sini ada yang berprofesi sebagai dokter?" Teriak ketua penjinak bom pada segerombolan orang di belakang police line termasuk para reporter yang mulai berdatangan. "Saya, Pak! Saya dokter ortopedi di rumah sakit Atmaja's Hospital. Ada yang bisa saya bantu?" balas seseorang di balik kerumunan mengangkat tangannya berusaha maju membelah kerumunan mendekati untuk police line. "Ayo ikut saya, ada yang perlu kami periksa dengan kemampuan bapak" balas ketua tim penjinak bom tersebut mengizinkan seorang dokter tersebut masuk kedalam tkp dlmembawanya mendekati kardus tersebut. Tak lupa ia juga membisikan pada salah seorang polisi yang berjaga untuk memanggil forensik dan juga detektif untuk datang ke tempat mereka saat ini. Apa yang telah mereka temukan sekarang? mengapa ada orang yang meninggalkannya? untuk apa? dan yang paling penting apa yang sebenarnya ada di dalam kardus itu atau mungkinkah itu...?
ALIF 2 : AGEN[IUS] by Sastra_Lara
28 parts Ongoing
Tak pernah terlintas dalam benak Alif akan kasus yang ia tangani puluhan tahun lalu, berubah menjadi sebuah boomerang dendam yang siap menghantam habis keluarganya. Hamzah Al-Ghazawan dan Hasbi Al-Gaishan, kedua putra Alif tidak tahu malapetaka yang menghampiri, ternyata berasal dari dendam yang seharusnya diterima orang tua mereka. Sampai suatu hari Hasbi, dokter muda yang bekerja di forensik ini mengalami kisah tragis dalam hidupnya. Sedih mendalam, terpuruk, dan takut dalam diri Hasbi menggerakkan sang Kakak untuk merubah apa yang dialaminya menjadi sebuh kasus yang harus diselidiki. Hamzah, mengikuti jejak ayahnya menjadi penyidik kepolisian. Dengan segala upaya ia lakukan untuk mencari dalang dibalik semua yang dialami adiknya. Bahkan membentuk sebuah agen bernama AGEN[IUS]. Namun, siapa sangka kesalahpahaman besar timbul ditengah-tengah mereka? "Mari hentikan penyelidikan sampai di sini, Hasbi." "Kenapa? Apa karena yang Abang cari sudah Abang temukan?" "Sejauh ini tidak ada barang bukti spesifik ditemukan dalam kasus Jenna. Tidak ada pelaku yang bisa dijadikan tersangka. Tidak ad -" "Bukan barang bukti, tapi kebenaran. Abang menemukan kebenaran yang aku pun baru tahu. Jika Jenna, sebenarnya cinta pada Abang, bukan?" ___________________________________________ "Menangislah, hatimu baru saja kehilangan. Istirahatlah, ragamu butuh untuk bersandar. Ikhlaslah, ragaku kembali pada Tuhan. Tenanglah, cinta yang kamu khawatirkan sesungguhnya sudah suci terikat dihadapan Tuhan. Pulanglah saat Tuhan sudah menjemputmu, jangan sendirian. Aku akan tetap setia disini menunggumu pulang." -- Amara Jennaira.
You may also like
Slide 1 of 9
Kardus Kematian (Detektif Pramudya & Sakti) cover
Garis Vital [End] cover
ALIF 2 : AGEN[IUS] cover
BBM (Bohong Berujung Menikah) cover
Pak Dosen Idamanku cover
Nyonya Puisi | END cover
Air dan Api (Sequel Off Sunyi VS Berisik) cover
Tentang Kamu, Nadia cover
RAKHANA [END] 🔞 cover

Kardus Kematian (Detektif Pramudya & Sakti)

6 parts Ongoing

Mandeville Kota kembali di kejutkan dengan peristiwa yang terjadi di depan pusat perbelanjaan Mandeville kota pada pukul 07.00 pagi hari. Keadaan semakin kacau tatkala orang-orang panik ketika sepasang kekasih menemukan kardus mencurigakan tanpa pemilik tergeletak di taman kecil depan pusat perbelanjaan mengira bahwa isi kardus itu adalah bom. Kepanikan itu membuat para staff supermarket langsung meng-evakuasi orang-orang yang ada di sana untuk menjauh serta memanggil polisi dan tim penjinak bom. Tak membutuhkan waktu lama untuk polisi serta tim penjinak bom untuk datang, namun setelah pemeriksaan dilakukan para tim penjinak bom terheran-heran ketika membuka kardus itu yang mereka temukan bukanlah bom atau bahan peledak melainkan 3 bungkus plastik hitam yang di dalamnya ketika disentuh memiliki teksturnya sendiri-sendiri ketika di tekan dari luar, mulai dari keras hingga lembek klenyer-klenyer. Satu lagi yang membuat tim penjinak bom merasa aneh karena bau anyir yang sangat menyengat keluar ketika kardus itu dibuka. "Apakah yang di sini ada yang berprofesi sebagai dokter?" Teriak ketua penjinak bom pada segerombolan orang di belakang police line termasuk para reporter yang mulai berdatangan. "Saya, Pak! Saya dokter ortopedi di rumah sakit Atmaja's Hospital. Ada yang bisa saya bantu?" balas seseorang di balik kerumunan mengangkat tangannya berusaha maju membelah kerumunan mendekati untuk police line. "Ayo ikut saya, ada yang perlu kami periksa dengan kemampuan bapak" balas ketua tim penjinak bom tersebut mengizinkan seorang dokter tersebut masuk kedalam tkp dlmembawanya mendekati kardus tersebut. Tak lupa ia juga membisikan pada salah seorang polisi yang berjaga untuk memanggil forensik dan juga detektif untuk datang ke tempat mereka saat ini. Apa yang telah mereka temukan sekarang? mengapa ada orang yang meninggalkannya? untuk apa? dan yang paling penting apa yang sebenarnya ada di dalam kardus itu atau mungkinkah itu...?