Nasib tak ada yang tahu, tapi permainan pasti ada pelaku. 2030, dunia mulai mengalami perubahan.
Perubahan yang negatif.
Mata tak lagi menampakkan jati diri seseorang, keluarga terasa tabu, tawa ria hangus terbakar. Bahkan, cinta pun musnah. Bila jatuh jangan harap ditolong, jangan mati karena semua orang merasa repot. Dan tentu saja, tidak usah hidup sebab tak akan ada warnanya.
Mengetahui dunia mengalami keanehan, Kirana dan Rizki berusaha mencari tahu, mungkin juga mengubahnya menjadi normal kembali. Berbekal pengetahuan minim dan hati menyala, mereka mengembara.
Namun ketahuilah, masalahnya tidak sesederhana itu.
FOLLOW DULU SEBELUM BACA 🥰
Di bawah langit malam yang sepi, seorang balita kecil menatap bulan dengan mata basah. Wajah putihnya tertutupi debu jalanan, mata jernihnya menatap cahaya rembulan.
.
"Aila nda minta di lahilkan..." bisiknya lirih.
.
"Aila ingin punya olang tua... tenapa hanya Aila yang nda punya olang tua..."
______
Hanya suara hati yang terdengar, tenggelam di antara dinginnya malam dan bintang yang bertaburan.
.
Ketika sebuah bintang jatuh melintasi langit, Aila menutup mata kecilnya rapat-rapat.
.
Mungkinkah harapannya terkabul-mendapatkan sebuah pelukan hangat dan sepasang orang tua yang bisa menyebut namanya?
.
Atau justru takdir kembali menguji balita kecil itu dengan kesepian yang lebih dalam?