Story cover for Nagisa by nagisa1201
Nagisa
  • WpView
    Reads 113
  • WpVote
    Votes 19
  • WpPart
    Parts 80
  • WpView
    Reads 113
  • WpVote
    Votes 19
  • WpPart
    Parts 80
Ongoing, First published May 26
Selama dua puluh lima tahun, Lestari Hartono hidup dalam bayang-bayang kehilangan putrinya, Nagisa, yang lenyap tanpa jejak. Di ambang usianya yang ke-61, Lestari memutuskan untuk melarikan diri dari kehidupan nyamannya, bukan untuk menyerah, tetapi untuk memulai sebuah ziarah putus asa ke masa lalu-kembali ke jalanan tempat Nagisa terakhir terlihat. Berbekal kepingan memori yang menyakitkan dan tekad seorang ibu yang tak tergoyahkan, ia memulai penyelidikan pribadinya. Namun, semakin dalam ia menggali, semakin ia tersadar bahwa bahaya yang sama yang merenggut Nagisa mungkin masih mengintai, dan kebenaran yang tersembunyi bisa jadi jauh lebih mengerikan daripada mimpi terburuknya. Akankah pencarian ini memberinya kedamaian, atau justru membawanya ke dalam kegelapan yang lebih pekat?

Fiksi. Cerita akan tamat sampai epilog dalam seminggu.
All Rights Reserved
Sign up to add Nagisa to your library and receive updates
or
#1investigasi
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 6
Sudut Luka Nazea cover
Surat MISTERIUS ✔️ cover
AKADIBA • Rasa dan kita (END) cover
Rhapsodi [On Going] cover
Entangled cover
Air Mata Nayla (TAMAT) cover

Sudut Luka Nazea

32 parts Ongoing

"ketakutan terbesar seorang anak adalah perpisahan orang tuanya. Kehilangan mama dan papa sama halnya dengan kehilangan seluruh napas. Enggak ada mama sama papa rasanya sunyi dan hampa, rasanya berkali-kali lipat lebih sakit dari apapun. Dunia juga terasa sudah tidak berarti." ~Queenza Nazea Azalea ˚₊‧꒰ა☁️☁️☁️໒꒱ ‧₊˚ Di ajarkan melangkah, meski tertatih-tatih dan berujung jatuh. Di latih menapaki tangga meski berulang kali terhenti karna lelah. Bagi nazea, hal yang paling menyedihkan adalah ketika dihadapkan dengan kehancuran keluarga. Nazea benci perpisahan. Karena nazea tidak suka di tinggalkan. Nazea benci sendirian, karena nazea kesepian. Namun, apa yang sudah retak, akan tetap pecah. Pada akhirnya, meskipun nazea tidak suka, nazea harus menerima. Ada yang mengangkat tangan tinggi-tinggi seraya menjerit tak sanggup, ada yang menyembunyikan kepedihan sekuat mungkin sembari terus menerus mengulas senyum. Karena hanya diperuntukkan dua pilihan, bertahan atau menyerah? Atau lebih tepatnya, mampukah berdiri di atas ubin keikhlasan? "lagi, dunia kembali mempermainkan hidupku. Namun, sampai kapan?"