Story cover for ---  Judul Novel:  "Ombak Sunyi" Perjalanan Jiwa Samudra Laut Biru   --- by UjangRidwan8
--- Judul Novel: "Ombak Sunyi" Perjalanan Jiwa Samudra Laut Biru ---
  • WpView
    Reads 128
  • WpVote
    Votes 26
  • WpPart
    Parts 12
  • WpView
    Reads 128
  • WpVote
    Votes 26
  • WpPart
    Parts 12
Complete, First published May 26
Mature
---


> Apa arti pulang, jika rumah itu justru yang menghancurkanmu?

Samudra Laut Biru hanyalah pemuda sederhana yang bekerja demi satu hal kecil-membeli ponsel untuk tetap dekat dengan kekasihnya. Namun saat cinta yang ia jaga dengan jujur dikhianati oleh Senja, dan sahabatnya sendiri, Bintang-dunianya tenggelam dalam sunyi.

Dari puing hati yang patah, Samudra mulai menyusun nada. Dari kehilangan, ia menulis. Dari rasa sepi yang dalam, lahirlah sosok @OmbakSunyi-nama baru, jiwa baru.

Dalam perjalanannya, ia bertemu Rintik, yang tidak menambal lukanya... tapi membantunya belajar berdiri.

"Ombak Sunyi" adalah kisah tentang cinta yang gagal, persahabatan yang retak, tapi juga tentang keberanian untuk memaafkan-dan memilih tumbuh, meski dalam gelap.

Ditulis dengan bahasa puitis dan reflektif, novel ini akan mengajakmu menyelam dalam lautan emosi, dan mengapung kembali dengan jiwa yang lebih utuh.




---
All Rights Reserved
Sign up to add --- Judul Novel: "Ombak Sunyi" Perjalanan Jiwa Samudra Laut Biru --- to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Feeling Blue by red_beaann
8 parts Ongoing
Di tengah riuh dunia yang terus berjalan, Senandika tumbuh dalam sunyi. Remaja pendiam itu menyimpan luka dari rumahnya sendiri, konflik orang tua yang tak kunjung reda membuatnya terbiasa memendam, menutup rapat perasaannya dari dunia. Ketika ia pindah ke sekolah baru, segalanya tampak akan berjalan sama... hingga ia bertemu Airi Anindya. Anindya, dengan senyum hangat dan keberaniannya yang cerah, perlahan mencairkan dinding beku dalam diri Senandika. Hari-hari sekolah tak lagi sepi, dan untuk pertama kalinya, Senandika merasa dimengerti. Persahabatan mereka tumbuh menjadi ruang aman yang tak pernah ia miliki sebelumnya. Namun, takdir berkata lain. Tepat ketika Senandika mulai pulih, Anindya pergi untuk selamanya. Kepergian itu mengguncang dunia Senandika, menciptakan luka baru yang lebih dalam dari sebelumnya. Tahun-tahun berlalu. Senandika beranjak dewasa, membawa kenangan Anindya di sudut hatinya yang sunyi. Hingga suatu hari, ia bertemu seseorang dari masa lalunya, bukan Anindya, tapi seseorang yang pernah berdiri di latar belakang cerita mereka. Pertemuan itu perlahan membuka pintu yang sudah lama tertutup, dan Senandika kembali dihadapkan pada pilihan antara tetap tinggal dalam kenangan, atau memberi kesempatan bagi masa depan. "Feeling Blue" adalah kisah tentang kehilangan, penyembuhan, dan harapan. Tentang bagaimana satu pertemuan bisa mengubah segalanya, dan bagaimana cinta selalu menemukan jalan pulang dalam segala bentuknya.
You may also like
Slide 1 of 8
Tenang dalam pelukan laut  cover
Jaladri cover
Rahasia Sang Samudra [Complete] cover
Feeling Blue cover
Jejak Sunyi Diantara Hari cover
Rumah Tanpa Peluk cover
Mengambil Peran Viola Si Antagonis! (End) - TERBIT! cover
BERLAYAR (END) cover

Tenang dalam pelukan laut

10 parts Complete

SINOPSIS: Di tengah ketenangan dan keindahan laut, laut menyimpan banyak luka dan kenangan.Laut menyimpan semua cerita dan luka dalam diam, menampung semua air mata dan beban berat yang tak mampu dipikul sendirian.Seolah diam namun menyimpan arus yang sangat deras di dasar Samudra. Laut adalah ruang yang tenang dan hangat bagi mereka jiwa-jiwa yang membutuhkan pelarian dari segala keresahan.Menyimpan semua cerita dan luka dibalik tenangnya ombak yang berbisik.Ombak yang menghantam pantai membawa cerita mereka yang tak pernah terungkap dan luka yang tak pernah sembuh, laut seolah ikut memikul semua beban berat yang tak mampu dipikul sendirian. Tetapi bagi sebagian orang laut yang terlihat indah dan tenang nyatanya menyisakan luka yang pedih dan tak kunjung sembuh.Setiap sapuan ombak yang menghantam pantai seolah mengingatkan mereka pada kenangan yang pahit, membawa bisikan-bisikan yang mengingatkan pada perpisahan tak terduga.Dibalik arus yang tenang terdapat luka yang terus membekas dan kenangan yang tak akan pernah bisa mereka rengkuh kembali.