30 parts Ongoing Satu kesalahan telah merenggut hati dan harga diri Rinai Ardhinaya.
Setelah dihancurkan oleh perundungan kejam, ia memutuskan pergi ke kota baru dengan satu tujuan. Bertahan. Walau hanya untuk bernapas.
Ia percaya, jika ia diam dan menyendiri, aibnya akan terkubur. Namun Rinai keliru.
Jejak digital tak mengenal kata lupa, dan teror masa lalu kini menyeberang pulau untuk menemuinya kembali. Bisikan, tatapan, hingga pesan-pesan gelap muncul, mengancam membuka luka yang baru saja mulai menutup.
Di tengah kejatuhan yang nyata, Rinai bertemu orang-orang yang melihatnya bukan sebagai aib, tapi sebagai manusia. Dari sanalah pergulatan batin untuk kembali percaya pada dunia dan pada dirinya sendiri, perlahan dimulai.
Kini, Rinai harus memilih. Tenggelam dalam trauma, atau bangkit untuk memperjuangkan napas dan kesempatan kedua.
Mampukah ia menatap bayang-bayang masa lalunya, atau akan kembali terseret ke dalam kegelapan yang sama?
_____________________________________
Saya menulis "Rinai" bukan sebagai kisah drama sekolah biasa, tapi sebagai perjalanan sunyi tentang bertahan dan memulihkan diri.
Fokus saya pada pertempuran paling jujur, yaitu melawan diri sendiri, dengan di tambah bumbu romansa.
Kisah ini berbicara tentang kelayakan manusia untuk bangkit. Bahwa bahkan dalam luka terdalam dan jejak digital yang tak terhapus, kita tetap berhak untuk berdiri lagi.
Karena pada akhirnya, bertahan hidup adalah bentuk cinta yang paling sunyi, tapi juga yang paling tulus.
______________________________________
Update 2-4 kali seminggu sesuai mood (harinya nggak tentu, tapi InsyaAllah konsisten 2-4 kali).
_______________________________________
Disarankan untuk pembaca berusia 15 tahun ke atas.
Cerita ini berasal dari ide saya sendiri.
Terima Kasih sudah mau membaca cerita pertama saya 🤝