
Gue bukan anak siapa-siapa. Nggak punya privilege, nggak punya punggung buat bersandar. Sejak kecil, hidup gue diisi sama suara emak yang ngelus dada, dapur yang kosong, dan langkah kaki kecil yang dipaksa dewasa terlalu cepat. Dari umur delapan, gue udah tahu rasanya jadi tulang punggung, jadi kakak, jadi anak, jadi segalanya-buat keluarga yang cuma punya satu pilihan: bertahan. Ini cerita tentang seseorang yang nggak dilihat, tapi tetap berjalan. Tentang kegagalan, keikhlasan, dan secuil harapan yang entah kenapa nggak pernah mati. Gue mungkin nggak hebat, tapi gue ada. -fin✓ #May2025All Rights Reserved
1 part