'People come and go'
sebuah kalimat sederhana, namun menyimpan segudang makna.
Kadang, kita tak bisa memaksa siapa pun untuk tetap tinggal. Kadang, semesta perlahan menarik mereka menjauh, meski hati kita memohon agar mereka tetap di sini.
Tapi....
Akankah cinta kita bertahan? Akankah cinta ini terus hidup, bahkan hingga maut memisahkan kita? Percayalah, tak ada seorang pun yang benar-benar mencintai momen perpisahan. Setiap perpisahan selalu membawa luka, selalu meninggalkan sepi.
Kau tau? Hal paling menyakitkan dari sebuah perpisahan bukanlah sekadar kehilangan, melainkan kenangan berupa serpihan momen indah yang pernah diukir bersama. Ia tak mati, justru hidup di tiap sudut pikiran, membunuh perlahan kewarasan, meremuk remuk hati yang telah renta oleh rindu, melahap tanpa ampun jiwa-jiwa yang rapuh, meninggalkan raga yang tergolek pasrah di altar sunyi penantian tanpa ujung.
Namun, kita sudah berjanji kan?
Kita akan tetap berjalan beriringan, meski badai mencoba memisahkan, meski waktu perlahan memudarkan, meski dunia perlahan melupakan.
Dan bila kelak akhir itu datang, biarlah aku tetap menggenggam tanganmu, dalam sunyi, dalam gelap, hingga hanya detak terakhir menjadi saksi, bahwa cinta kita tak pernah mati.
•••••
Start : 1 Juni 2025
Finish :
By Tres Alas
"Kalau kamu benci dengan perpisahan, berarti kamu tidak punya hak untuk mengasihi pertemuan."
"Kenapa gitu, Kak?"
"Perpisahan ada karena eksistensi dari pertemuan. Jadi, bukankah kamu seharusnya membenci apa yang bisa membuat perpisahan itu muncul?"
•••••
Mentari kira, jalan salah yang ia ambil adalah jalan yang terbaik. Jalan yang mungkin bisa membantu dirinya dan ayahnya keluar dari jerat kemiskinan.
Namun, ternyata jalan itulah yang membuat Mentari dipertemukan pada sosok Bulan. Pemuda berwajah teduh yang dikenal dengan kalimat ajaibnya. "Lakuin sekarang, belum tentu lima menit yang akan datang kamu masih hidup."
Tiga Belas Misi Menuju Kebahagiaan.
Begitu Mentari menyebutnya. Khusus untuk Bulan, hanya untuk Bulan, pemuda baik yang tak lain adalah kakak tingkat di kampusnya.
Namun, hari-hari yang mereka lalui demi menyelesaikan misi itu membuat semesta dengan lancangnya menciptakan perasaan baru di hati Mentari. Perasaan yang tak seharusnya tumbuh, terlebih jika itu tertuju pada Bulan. Apalagi ketika Mentari sadar, bulan lebih indah bersama bintang, bukan matahari.
Ketika hati Mentari kian terluka dengan rasa yang tak mungkin terbalas, semesta justru menambah luka dengan rentetan kisah masa lalu yang terpaksa harus direka ulang.
Lalu, kapan sekiranya semesta akan memberi tanggal yang tepat untuk kebahagiaan Mentari?
⚠️Mengandung kata kasar dan hal-hal berbau perundungan.
Do not copy my story!
Amazing cover by Dhiya Moon
Started : 20 Agustus 2022
Finished : 08 Januari 2023