Story cover for Rumah Pohon, 2017 by daysiesshy
Rumah Pohon, 2017
  • WpView
    Reads 1,822
  • WpVote
    Votes 223
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 1,822
  • WpVote
    Votes 223
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published May 31
"Hari itu, 6 dari kami turut tersapu oleh amukan semesta."

Rumah pohon itu akan selamanya menjadi saksi bisu kenangan 6 orang anak yang berusaha untuk menjadi obat dari luka satu sama lain, meski keberadaannya kini, telah hancur bersama langit temaram di penghujung tahun 2017.





-
Started on: 21st July, 2025
[ON GOING]

an angst tragical story about friendship and family.
©2025, daysiesshy.
All Rights Reserved
Sign up to add Rumah Pohon, 2017 to your library and receive updates
or
#262puisi
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
ASIMETRIS [NOMIN] cover
JENGGALA cover
MENJADI SUGAR BABY cover
OMEGA cover
S2: After Engagement  cover
Sugar Mommy?! (GxG) cover
JEEVANA cover
Second  cover
Little Dumplings cover
Jenderal Tawanan Kaisar  cover

ASIMETRIS [NOMIN]

32 parts Ongoing

Kenal Galaksi? Si Pangeran Arsitektur yang digosipin seantero kampus. Si Casanova yang kalau senyum bikin pondasi hati runtuh. Orangnya kaku, presisi, dan logis. Pokoknya, "anak Teknik banget". Kenal Sena? Si anak DKV yang kalau nggak di studio, ya di kosan. Dunianya penuh cat, deadline, dan imajinasi liar. Orangnya bebas, ekspresif, dan kadang sedikit berantakan. "Anak FSRD banget". Dua manusia dari dua planet berbeda ini tidak saling kenal selama dua tahun, sampai sebuah paket nyasar memulai bencana. Sejak saat itu, hidup Sena yang penuh warna jadi makin "ramai". Tiba-tiba harus pusing mikirin maket Galaksi yang hancur, kanvasnya yang abstrak karena noda kopi, sampai harus ngadu ke Galaksi karena ban mobilnya dikempesin pas nekat parkir di teritori Teknik. Kenapa harus Galaksi? Entah, sepertinya wajah Galaksi memang paling pas untuk dikomplain. Kata orang, benci itu tanda cinta. Kalau untuk Galaksi dan Sena, benci itu tanda... sial. Tapi kalau kesialan itu terjadi terus-terusan, jangan-jangan memang sudah takdirnya.