Diam yang Mengikuti Pulang
36 Части В процессе Selepas masa magang berakhir, aku mengira segalanya akan kembali biasa tanpa kantor, tanpa tugas mendadak, tanpa tatapan datar sang mentor yang selalu sulit kuterjemahkan. Namun justru setelah hari terakhir itu, ada sesuatu dari lelaki pendiam tersebut yang tetap melekat, seakan mengikuti pulang tanpa suara. Bukan rindu, bukan pula penyesalan; lebih seperti jejak yang tak pernah diberi penjelasan.
Percakapan kami selama magang selalu singkat, seringnya hanya berupa instruksi dan balasan seperlunya. Tak ada godaan murahan, tak ada kedekatan yang sengaja dibangun. Namun setelah semuanya selesai, keheningan yang dulu terasa biasa justru berubah menjadi tanda tanya. Mengapa diamnya terasa berbeda ketika kami sudah tak berada di ruangan yang sama? Mengapa bayangan sikapnya kembali muncul di benakku setiap kali malam tiba?
Ada hal-hal yang tak pernah sempat kukatakan, dan mungkin ada sesuatu yang sengaja disimpan olehnya. Sesuatu yang samar, tetapi cukup kuat untuk membuat langkah pulang terasa dipantau oleh kehadiran yang tidak lagi ada di sana kehadiran yang hanya berbicara lewat diam.