"No, kata orang-orang cinta kita kehalang gender."
"Kok gitu?"
"Tuh ada yang komen, mereka tuh cocok banget, seiman, tapi sayang-- segender juga."
--
Laras itu: perempuan manja mirip bocil umur 7 tahun. Suaranya cempreng, ketawanya berisik, dan tingkahnya sering bikin kepala Noe migrain. Tapi buat Noe, Laras adalah rumah paling hangat yang pernah ia temui.
Noe itu: perempuan tomboy, blak-blakan khas Medan, dan ganteng banget buat ukuran cewek. Banyak yang bilang Noe harusnya lahir jadi cowok. Tapi kenyataannya, dia tetap perempuan, dan jatuh cinta sama Laras.
--
"Gue mau lo ada versi cowoknya No, kenalin abang lo dong" Ucap Laras dengan alis mengerenyit sebal. Tapi tubuhnya mendekat memeluk Noe. "Dih apa sih lo, Ras? sanalah" Ucap Noe ogah ogahan. Mereka baru saja bertengkar setelah membuat video reaction TikTok sore itu.
#gxg
WARNING!
JANGAN SALAH LAPAK!
Noe Firza Row, gadis tomboy yang memberanikan diri untuk mengubah penampilannya sesuai dengan jati diri dan kenyamanannya. Dengan penampilan manly-nya dan ditambah wajah yang tampan, kerap membuat orang salah pandang ketika bertemu dengan Noe dan itu justru membuatnya harus menghadapi berbagai masalah yang datangnya dari orang-orang terdekatnya.
Sahabat Noe, Laras Gartiana tiba-tiba meminta Noe untuk menjadi pacar pura-puranya agar si mantan yang obsesi itu tidak lagi mengganggunya. Namun, di dalam kepura-puraan itu, Laras dibuat bingung oleh hatinya sendiri hingga akhirnya rasa suka terlarang itu kembali hadir.
Tak lain halnya dengan Bu Hanasa, atasan Noe. Bu Hanasa diam-diam menjadikan Noe sebagai pelampiasan kesedihan sekaligus frustasinya dan menjadikan Noe sebagai alat balas dendam kepada suaminya yang telah berselingkuh. Namun, itu justru membuat atasannya semakin terjerumus dalam cinta yang salah.
Mampukah seorang Noe Firza Row mengatasinya?
Apakah Noe memilih untuk setia dengan pendiriannya atau malah memilih untuk mengikuti Laras?
Bagaimana serunya kisah mereka?