"Karena tidak semua yang saling mencintai bisa tetap bersama."
Keira dan Gema. Dua nama yang pernah menjadi satu dalam kisah yang hangat, sederhana, namun dalam. Mereka bertemu di masa SMA, tumbuh bersama, saling jatuh cinta dengan cara yang tenang tapi penuh. Dunia mereka mungkin kecil, tapi rasanya cukup-asal ada satu sama lain.
Namun waktu dan kenyataan tak pernah memberi jeda untuk bersiap.
Saat impian mulai menuntut pengorbanan, dan rahasia perlahan menekan dada, mereka dipaksa memilih: bertahan atau melepas.
Di bulan Januari, yang dulu penuh kenangan, mereka belajar bahwa cinta tak selalu berarti memiliki. Bahwa melepaskan adalah bentuk paling pilu dari mencintai.
Sebuah kisah tentang pertemuan, perjuangan, dan perpisahan.
Tentang dua orang yang sama-sama mencintai, tapi tak bisa bersatu.
Karena kadang, yang habis bukan hanya waktu-tapi juga hati.
"Katakan padaku bagaimana caranya berhenti mencintai seseorang yang bahkan tak pernah mencoba mencintaimu kembali?"
Liana tak pernah bermimpi menjadi istri dari lelaki yang menatapnya seperti beban. Ia hanya gadis biasa, yang jatuh terlalu dalam pada laki-laki yang patah dan tak ingin diperbaiki.
Pernikahan mereka tak dibangun dari cinta, tapi dari kesunyian yang tak diucapkan, dari janji-janji yang tak pernah dibuat, dan di dalam rahimnya, tumbuh seorang anak yang mungkin tak pernah dirindukan ayahnya.
Di balik keheningan rumah yang dingin, di antara senyum pura-pura dan malam tanpa pelukan, Liana menulis surat-surat untuk anaknya. Ia tahu, dunia tak akan memberinya bahu untuk bersandar tapi ia ingin sang anak lahir dari seorang ibu yang pernah mencintai sepenuh hidup, meski dicintai tak pernah jadi bagiannya.