
Ia mencoba mengingat. Apa pun. Siapa yang terakhir ia ajak bicara? Di mana ia bekerja? Bahkan, apa warna mobilnya? Tidak ada jawaban. Hanya satu nama yang muncul dalam pikirannya, samar, seperti bisikan yang belum selesai diucapkan Zayne. Dan entah kenapa, itu membuat kulitnya merinding. Ia melihat ke cermin-wajahnya tampak normal. Tapi rasa aneh itu tidak pergi. Seperti ia sedang memerankan seseorang yang mirip dirinya, tapi bukan dirinya. Lalu ia melihat noda samar di pergelangan tangannya. Seperti bekas luka. Tidak, bukan seperti-itu memang luka. Sudah lama. Tapi ia tidak tahu dari mana asalnya. Di atas meja, ada jurnal kosong dengan tulisan tangannya sendiri di halaman pertama: "Jangan langsung percaya. Ulangi semuanya dari awal." Apa maksudnya? *** "Kau bilang mencintai... tapi kau juga yang membuatku tak utuh," bisiknya. Zayne tersenyum getir. "Karena cinta yang paling kuat... adalah yang kita bentuk dari luka."All Rights Reserved
1 part