Story cover for Before The Final Bell (Short Story Anthology) by ReffSebastian
Before The Final Bell (Short Story Anthology)
  • WpView
    Reads 159
  • WpVote
    Votes 48
  • WpPart
    Parts 15
  • WpView
    Reads 159
  • WpVote
    Votes 48
  • WpPart
    Parts 15
Ongoing, First published Jun 01
Di balik tawa yang menggema di lorong sekolah,
terselip luka yang tak pernah terucap.
Di antara bangku-bangku kosong,
ada nama-nama yang pernah diam... tapi menyimpan cerita paling dalam.

Before the Final Bell adalah kumpulan 15 cerita pendek tentang remaja, tentang mereka yang hampir menyerah, yang diam-diam jatuh cinta, yang memilih bertahan, atau justru berpura-pura demi diterima.

Mereka bukan karakter sempurna. Mereka bisa takut, gagal, berbohong, bahkan terjatuh.
Tapi justru di sanalah kita menemukan bagian dari diri kita sendiri.

Satu cerita akan membuatmu mengingat seseorang.
Satu kisah mungkin terasa terlalu dekat dengan kenyataan.
Dan semuanya, akan membuatmu berpikir:

siapa yang masih kau ingat... sebelum bel terakhir itu berbunyi?
All Rights Reserved
Sign up to add Before The Final Bell (Short Story Anthology) to your library and receive updates
or
#77cerpenremaja
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Crazy Seniority 2 [Completed] cover
Untuk Oreo dan Kamu [OG] cover
Cold Boyfriend [Ending]  cover
About You Radit! (Selesai + Revisi) cover
Random Story cover
The First, Not the Last cover
Me,You and the story we went through. cover
Inside Me [END] cover
Hopeless cover

Crazy Seniority 2 [Completed]

48 parts Complete

Derryansyah Pradipta. Betapa aku muak mendengar namanya! Bisa nggak sih dia bersikap biasa aja? Nggak usah sok cakep, sok galak, sok berkuasa... Karena aku tau, semua bentuk ancamannya itu cuma hoax belaka! Tapi walau begitu, aku seakan telah terlahir untuk mengikuti semua yang ia suruh. Aku seakan telah ditakdirkan untuk memenuhi apa yang ia mau, dan jujur aku tak ingin seperti itu. *** Karin Ayudya Putri Nugraha. Nama yang sempurna untuk cewek sesempurna dirinya. Demi apa pun kurangnya dia cuma satu: nggak pernah senyum tulus buat gue. Jelas aja sih, orang kerjaan gue tiap hari cuma bikin dia sengsara. Satu yang gue heran, tu cewek nggak pernah ngebantah tapi kayak nggak ada takut-takutnya sama ancaman gue! Ini dasarnya emang dia yang cuek, apa gue yang harus lebih kejam buat nyiksa dia? *** By the way in masih tentang masa SMA. Masa di mana putih abu-abu berjaya, masa di mana emosi membara membakar jiwa, serta masa di mana dendam hadir dan menuntut untuk dibalaskan. Ini juga tentang dendam. Tentang pahit serta manisnya suatu pembalasan. Tentang ancaman dan penyiksaan yang tak menyisakan kepuasan, namun menciptakan dendam baru yang tak dapat dipendam. Because this is the second story of Crazy Seniority: The Revenge of Derry Copyright November 2017 By: Lea19Lea