17 parts Ongoing 𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓
Di sebuah laboratorium tua di bawah tanah, jam dinding berhenti berdetak. Hanya suara alat-alat mesin tua yang terus berdengung, seolah menolak mati. Cahaya lampu kuning pucat menyorot seorang pria tua yang berdiri di depan tabung kaca raksasa.
Profesor Rajoendra. Ilmuwan jenius-atau gila, tergantung siapa yang bercerita.
Tubuhnya sudah lemah, tapi matanya menyala. Di hadapannya, tubuh manusia tanpa nyawa terapung dalam cairan kental berwarna hijau. Kabel-kabel dan jarum suntik menempel di kulit pucat itu. Monitor-monitor berkedip cepat. Proyek rahasia yang ia jalankan selama puluhan tahun-hampir selesai.
"Hidup kembali..." bisiknya dengan suara serak, "Bukan mustahil."
Ia menekan tombol terakhir. Arus listrik menyambar. Tubuh dalam tabung kejang sesaat, lalu...
Jantungnya berdetak.
Profesor tertawa pelan. Tapi tak sempat ia rayakan keberhasilannya-dadanya mendadak sesak. Ia terbatuk hebat, darah mengalir dari mulutnya, dan tubuhnya roboh. Di lantai dingin, ia terbaring, matanya terbuka lebar menatap ciptaannya... lalu tak bergerak lagi.
Beberapa minggu kemudian, cucunya, Samdraja, menemukan ruang itu.
Didorong rasa penasaran dan obsesi, ia melanjutkan eksperimen sang kakek. Tapi kali ini, ia menggunakan subjek manusia yang tak diketahui asalnya. Tubuh itu hidup kembali-namun hanya sesaat. Tubuhnya menghitam, matanya pecah, dan makhluk itu mengamuk. Dalam kepanikan, Samdraja membuangnya ke sungai terdekat.
Ia tak tahu, tubuh itu membawa sesuatu... sesuatu yang seharusnya tak ada di dunia.
Sesuatu yang bisa menyebar.
Dan saat tubuh itu mengapung dalam aliran air, patogen yang menempel mulai menyebar ke seluruh sistem saluran kota-diam-diam, tak terdeteksi.
Hari-hari berikutnya, orang-orang mulai sakit. Kemudian berubahg. Lalu... menghilang.
Di sinilah dunia mulai runtuh.
Dan cerita enam anak yang bertahan hidup-dimulai.
Samudra
Amara
Baijiu
Bailiu
Varsha
Eran.
--q