Ketika Pyongyang runtuh dilahap wabah zombie mengerikan, mengubah warga sipil menjadi monster haus darah, Korea Utara terjerembap dalam kekacauan yang tak pernah terjadi sebelumnya. Namun, bagi tiga belas pemuda yang berambisi-yang selama ini terimpit di bawah rezim diktator-ini adalah satu-satunya kesempatan emas. Mereka bermimpi tentang kebebasan sejati di Selatan, sebuah impian yang tak pernah mereka rasakan di tanah kelahiran sendiri. Sekarang, inilah jalan mereka untuk lari.
Perjalanan mereka dimulai dari gang-gang sempit yang dipenuhi jeritan dan bau busuk, menuju perbatasan ratusan kilometer jauhnya. Bukan prajurit terlatih, mereka hanya mengandalkan kecerdikan, ketangkasan, dan keahlian unik masing-masing: dari ahli navigasi, pembaca situasi ulung, hingga pelari tercepat. Mereka harus bersembunyi di balik reruntuhan, menjarah sisa makanan, dan menembus rumah sakit yang dipenuhi mayat hidup.
Namun, ancaman terbesar yang mereka hadapi bukan hanya zombie. Unit militer Korea Utara yang brutal diperintahkan untuk melakukan pembersihan tanpa pandang bulu-menembak setiap warga sipil yang terinfeksi atau mencoba kabur, demi membungkam mulut yang hendak membuka rahasia wabah ini di dunia luar. Di tengah desingan peluru dan geraman zombie, ketiga belas pemuda ini harus mengandalkan persatuan, mengatasi ketakutan pribadi, dan mengerahkan setiap tetes tenaga untuk bertahan.
Akankah mereka berhasil meraih kebebasan, ataukah Pyongyang akan menjadi kuburan terakhir bagi mimpi-mimpi mereka?