Nyanyian Sunyi Sang Sundayana
5 parts Ongoing Di tanah Kawali yang berembun, lahirlah seorang putri yang ditakdirkan bukan untuk dirinya sendiri. Dyah Pitaloka Citraresmi, sekar Sunda dari istana Galuh, tumbuh di bawah kasih ibunda dan kebijaksanaan ayahandanya, Prabu Linggabuana.
Ketika surat pinangan dari Majapahit datang, dunia berubah. Di balik nama besar Hayam Wuruk dan bayangan Gajah Mada, cinta berubah menjadi medan kehormatan.
Dari Sungai Cikawali yang bening hingga tanah Bubat yang merah, langkah Pitaloka menjadi jembatan antara cinta dan martabat.
Ia bukan sekadar putri-ia adalah nyanyian yang lahir dari air mata, doa, dan darah bangsanya.
Nyanyian Sunyi Sang Sundayana adalah kisah tentang cinta yang patah sebelum sempat berbunga, tentang kehormatan yang dijaga sampai napas terakhir, dan tentang nyanyian abadi dari tanah Sunda yang tak pernah berhenti meratap sejak hari darah itu di Bubat.