Bayangkan, seorang gadis yang dilukai bukan oleh orang asing...
tapi oleh seseorang yang paling ia percaya.
Seseorang yang ia cintai.
Yang ia yakini tak akan pernah menyakitinya.
Tapi nyatanya-ia dihancurkan.
Dilukai, dilecehkan, lalu ditinggalkan...
Tanpa jejak.
Tanpa penjelasan.
Tanpa rasa bersalah.
Bagaimana mungkin seorang wanita sanggup menanggung luka sedalam itu?
------
Chika duduk membisu di sudut kamarnya.
Tangannya gemetar saat membuka halaman terakhir dari buku harian milik Baran.
Matanya menatap nanar pada foto yang tertempel rapi di dalamnya.
Foto dirinya... sedang bernyanyi di atas panggung megah, dengan gaun putih berkilau.
Ia tidak ingat kapan foto itu diambil.
Di bawahnya, tergores tulisan tangan Baran-dengan tinta hitam yang mulai memudar:
"Kita adalah fatamorgana yang terlalu aksa untuk disebut jatukrama."
-Baran
Chika terdiam.
Air mata menggantung di pelupuk matanya.
Ia mengelus lembut gambar dirinya bersama Baran, seperti ingin menyentuh masa lalu yang sudah hancur.
Tangannya bergetar, bukan karena dingin... tapi karena luka yang belum sembuh.
Ia membalik halaman.
Di sana, foto lain terpampang: dirinya yang sedang tertawa, tertangkap kamera dari kejauhan.
Apakah Baran memotretnya secara diam-diam?
Di bawah foto itu, sebuah puisi tertulis dengan rapi:
"Tentang rasa yang harus abadi dalam bait aksara,
tentang asmarakola yang menjadi melankolia,
tentang harsa yang kini menjelma lara."
-Baran
Chika membacanya berulang kali.
Tak satu pun kalimat mampu menjawab rasa sakit yang ia tanggung.
Yang ia rasakan hanyalah kehampaan-seperti dikhianati oleh takdir itu sendiri.
[TERINSPIRASI DARI LAGU 'SANG DEWI']
[⚠️Don't Copy My Story⚠️]
pernah ga sih kalian diem diem suka sama sahabat sendiri ?
kisah kali ini menceritakan tentang seorang remaja yg ternyata diam diam menyimpan perasaan pada sahabatnya.
Rasa sayang yg lebih dari sekedar sahabat, membuatnya tersiksa karena harus memendam perasaannya yg salah.
Penasaran ?
Baca kisahnya yuk ..
[CHIKARA]
⚠️GxG Area ⚠️18+ ⚠️100% FIKSI