Kini, di sela gerimis yang jatuh perlahan, pelangi muncul di cakrawala. Warna-warni yang membelah langit itu bukan sekadar fenomena, ia adalah kehadiran yang membawa tanya. Mengapa pelangi datang saat hujan masih menyimpan jejak mentari? Mengapa takdir langit mempertemukan mereka, ketika luka lama belum sepenuhnya sembuh?
Hujan bingung. Ia menari di antara kebingungan dan harap, di antara rasa ragu dan keinginan. Pelangi, dengan warna-warnanya yang memikat, seolah mengajak hujan berdansa dalam kisah yang belum selesai. Tapi hujan takut-takut bahwa pertemuan ini adalah pengingat lain bahwa waktu belum memberikan jawaban pasti.
Langit, yang diam tanpa kata, seakan mengamati dari kejauhan. Mungkin ia ingin hujan belajar, bahwa takdir bukan hanya tentang pertemuan, tapi juga tentang bagaimana menerima dan melangkah. Bahwa luka dan harapan bisa berjalan berdampingan, dan kadang, warna baru harus muncul sebelum hujan benar-benar bisa berhenti.
Kala hujan meragu pada takdir langit, ia sedang mencari makna tentang cinta yang pernah ada, tentang harapan yang masih tersisa, dan tentang keberanian untuk membuka lembaran baru meski bayang lama belum pergi.