Story cover for Pada Satu Cinta by cocomeloj
Pada Satu Cinta
  • WpView
    Reads 17
  • WpVote
    Votes 6
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 17
  • WpVote
    Votes 6
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Jun 04
Ada nama yang tak pernah benar-benar hilang, meski tak lagi sering disebut.

Rayhan Elvard. Kakak kelasku di SMP. Seniman pendiam yang hanya kutatap dari barisan belakang, diam-diam kugambar di tiap halaman buku catatan.

Empat tahun berlalu, aku pikir aku sudah baik-baik saja.
Hingga hari itu datang, Saat aku membuka pintu ruang interview, dan dia duduk di sana.
Masih sama. Masih dia.
Dan aku, masih mencoba terlihat tenang... padahal suara jantungku lebih ribut dari MC di acara itu.

"Nama tokoh laki-laki di novelnya dari siapa, Attala?"
Aku tersenyum kecil.
Lalu menjawab, "Dari mimpi. Mungkin."

Padahal aku masih ingat jelas, tatapan matanya waktu itu.
Dan di dalam setiap tulisanku, dia belum pernah benar-benar pergi.
All Rights Reserved
Sign up to add Pada Satu Cinta to your library and receive updates
or
#265diamdiamsuka
Content Guidelines
You may also like
Jejak wasiat kakakku by grace348469
22 parts Complete Mature
Namaku Alya. Dan aku tidak pernah menyangka bahwa langkah kakiku suatu hari akan menggantikan jejak perempuan paling kuat yang pernah aku kenal: kakakku, Alisa. Sudah hampir setahun aku tinggal di rumah besar bercat abu muda itu, rumah yang dulunya hanya aku singgahi saat libur semester atau ketika merindukan masakan kakakku. Tapi sejak Alisa divonis kanker paru-paru stadium lanjut, rumah itu menjadi dunia baruku. Aku memilih cuti kuliah, meninggalkan kosan kecilku di Jogja, dan kembali ke kota ini-demi merawatnya. Aku masih ingat hari ketika pertama kali datang kembali ke rumah itu. Anak-anak Alisa, Rani dan Dafa, langsung berlari memelukku. Rani sudah kelas dua SD, dan Dafa masih TK. Mereka belum tahu betapa besar badai yang sedang menunggu kami semua. Dan di tengah rumah itu, ada sosok pria yang paling jarang bicara: Rayhan. Suami Alisa. Kakak iparku. Ia selalu tenang. Terlalu tenang, bahkan saat Alisa harus masuk rumah sakit untuk ketiga kalinya bulan itu. Ekspresinya nyaris tidak berubah-datar, kaku, dan kadang membuatku bertanya-tanya apakah ia benar-benar mencintai kakakku atau hanya hidup berdampingan karena kebiasaan. "Mas Rayhan, teh hangatnya," kataku malam itu, sambil meletakkan cangkir di meja. Ia hanya menoleh sekilas. "Makasih." Lalu kembali tenggelam di balik layar laptopnya. Begitulah Rayhan. Ia tidak pernah kasar, tidak pernah marah, tidak pernah meninggikan suara. Tapi juga tidak pernah benar-benar hadir. Ia adalah tipe laki-laki yang, entah kenapa, membuat dada terasa sesak hanya karena terlalu hening. Sementara itu, kondisi Alisa kian memburuk. Berat badannya turun drastis, rambutnya mulai rontok karena kemoterapi, dan batuknya sering berdarah. Tapi ia tetap tersenyum. Tetap berusaha mencatat tugas-tugas sekolah Rani, tetap memeluk Dafa sebelum tidur. Suatu malam, saat aku menemaninya di kamar, Alisa mem
You may also like
Slide 1 of 9
Biar Aku Aja yang Simpan Rasanya (End) cover
cinta yang terluka  cover
Bayang Jauh [Revisi] cover
Untuk yang Tak Pernah Jadi Kita cover
INSECURE (On Going) cover
Mari Saling Bicara cover
Kupanggil Namamu Diam-diam  cover
Jejak wasiat kakakku cover
The Way You Looked at Me cover

Biar Aku Aja yang Simpan Rasanya (End)

30 parts Ongoing

cinta yang berawal dari tatapan??. tapi nggak ada keberanian untuk mengungkapkan??. ...... Setiap kali dia senyum, Setiap kali mata kita ketemu, Setiap kali kita satu kelompok, atau duduk deket pas ujian, Hati aku rame sendiri. Tapi aku tetap diam, tetap jaga jarak karena aku tahu, rasa suka itu kadang nggak harus dinyatakan. ~Azahra araella~