Kirana Larasati gadis 19 tahun yang polos, lembut, dan penuh mimpi. Hidupnya berubah drastis ketika sang kakak, Sintia, meminta sesuatu yang tak pernah ia bayangkan: menikahi suaminya sendiri, Raka Adinata, jika ia tak selamat usai melahirkan.
Raka, pria dewasa berusia 34 tahun, dingin, dominan, dan penuh tanggung jawab. Saat istrinya sekarat, ia menuruti permintaan terakhir itu demi menyelamatkan keluarganya dan dari situlah kisah tak biasa dimulai.
Kirana menjadi istri kedua, ibu sambung untuk dua anak kecil, dan penghuni rumah yang pernah ditempati oleh almarhum kakaknya. Raka tak pernah bersikap lembut, tapi juga tak pernah melepaskannya. Dalam setiap pelukan ada kekuasaan. Dalam setiap ciuman ada luka batin yang semakin dalam.
Mereka bukan pasangan biasa. Ada usia yang jauh, status yang rumit, dan cinta yang tumbuh dalam luka serta keterpaksaan.
Saat Kirana mulai mencintai Raka, ia justru merasa semakin kehilangan dirinya sendiri. Tapi ketika ia mencoba pergi, Raka yang dulu terlihat tak peduli justru mencarinya ke mana-mana, membawa anak-anak mereka, dan berkata,
"Aku tidak akan pernah biarkan kamu pergi. Bahkan kalau kamu sendiri yang memintanya."
Ini bukan kisah cinta biasa.
Ini adalah cerita tentang pengorbanan, obsesi, kehilangan jati diri, dan cinta yang lahir dari luka yang tak bisa ditebak, apakah akan menyelamatkan atau justru menghancurkan mereka?
Raka adalah seorang duda penyayang, ayah dari Citra Dewi Anggitasari, gadis kecil berusia lima tahun yang menjadi alasan hidupnya setelah ditinggal sang istri.
Dunia Raka berubah sejak pertemuan tak terduga dengan Tere, seorang gadis ceria yang datang seperti angin segar-mengisi kekosongan tanpa pernah diminta mengganti yang hilang.
Hubungan mereka bukan cinta yang diucapkan, tapi kasih sayang yang terasa dan tumbuh tanpa janji.
Namun segalanya runtuh ketika Tere muncul dengan undangan pernikahannya bersama Herjunan, lelaki dari masa lalunya. Raka diam, mencoba ikhlas, meski hatinya porak poranda.
Tapi takdir belum selesai bermain. Saat Raka pergi tugas ke Kalimantan, pesawatnya dinyatakan hilang.
Tere yang dihantui penyesalan dan sayang mendalam, memilih meninggalkan semuanya untuk mencari Raka-bersama Citra yang terus bertanya: "Kapan Papah pulang?"
Di pelosok hutan, Raka ditemukan oleh suku Dayak dalam keadaan tak mengenali siapa pun, bahkan Citra-anak kandungnya.
Ketika Tere datang, ia tak hanya harus menghadapi amnesia Raka, tapi juga kehadiran Lairi, putri Tetua Suku, yang mulai mengisi hati Raka yang kosong.
Sementara itu, Herjunan dan keluarganya tak tinggal diam, menekan Tere agar kembali dan melepaskan semua "beban" yang bukan miliknya.
Tere terjebak di antara masa lalu yang ingin ia perbaiki, masa kini yang menyakitkan, dan masa depan yang makin kabur. Ia berjuang bukan untuk dipilih, tapi agar Citra tak kembali kehilangan.
Namun ketika cinta yang ia pelihara mulai kalah oleh ingatan yang menghilang dan perhatian yang teralihkan, Tere harus memilih-bertahan, atau melepaskan... demi kebaikan orang yang ia sayang, bukan demi dirinya sendiri.