Kaela Serene Aveline-mahasiswi yang tak hanya misterius, tapi juga menyimpan rahasia kelam sejak SMA. Trauma masa lalu menciptakan tiga alter ego di balik dirinya: Serene yang manipulatif, Ael yang manja, dan Avel yang protektif namun suka menertawakan rasa takut orang lain. Atau setidaknya, begitulah cerita yang beredar.
Di balik tatapan Kaela yang dingin dan senyumnya yang tak terbaca, ada pertanyaan yang tak terjawab: benarkah semua itu nyata? Atau hanya sandiwara yang dengan cerdik ia mainkan, demi menutupi dendam masa lalu yang tak termaafkan?
Kehidupan Kaela berubah saat tanpa sengaja menumpahkan kopi panas ke dosennya-Selina, seorang dosen yang disiplin, galak, namun juga diam-diam penuh perhatian. Dari rasa bersalah itu, tumbuh sebuah hubungan yang seharusnya tak pernah terjadi.
Namun di balik percakapan santai dan tawa yang singkat, bayangan kelam menunggu di setiap sudut. Ketika Serene memandang Selina sebagai ancaman bagi masa lalu Kaela yang belum tuntas, tragedi pun menjadi tak terelakkan. Hubungan yang awalnya penuh harap berubah menjadi mimpi buruk, meninggalkan luka yang menganga-bagi Kaela, bagi Selina, dan bagi siapa pun yang pernah berusaha mendekat.
Akankah kalian siap untuk menyelesaikan cerita ini?
Sebenernya apa yang membuat Kael disebut misterius?
Meninggal dunia hanya karena terpeleset di kamar mandi? Dengan kondisi tubuh yang sebenarnya tidak terdapat luka sama sekali? Yang benar saja?!
Namun, itulah faktanya. Seorang gadis di paksa menerima takdirnya harus mengalami kejadian transmigrasi setelah mengumpati sebuah novel yang tengah booming. Novel yang menurutnya sangat gila!
Niat hati ingin mendinginkan kepalanya dengan mandi. Ia justru malah terpeleset dan pantatnya mencium lantai dengan kondisi terduduk.
Siapa sangka, ketika dia membuka mata. Ia di kejutkan dengan terkurung di dalam sebuah kamar yang sangat gelap? Seorang diri, dan hanya ditemani oleh ingatan yang berlangsung sangat singkat dan blur?!
"Gue benci lu!" pekik Sheane dengan suara lantang. Bukan merasa tersinggung, pemuda itu justru malah tersenyum lebar. "Iya, aku juga sangat amat mencintaimu sekali, Love."
Kalau sudah begini, bagaimana cara dia lepas dari obsesi gila sang Protagonis ini?!