
Saa tidak pernah menyangka kalau dia akan ditinggal ayahnya diumur nya yang masih remaja memilih tidak memikirkan nya dia melanjutkan hidupnya menghadapi masa depan yang akan datang, terlebih lagi di umurnya yang masih remaja, setiap pagi yang menjadi temannya adalah bunga-bunga yang perlahan mekar dengan kicau burung yang menjadi simfoni di telinga Saa, entah apa yang dipikirkan ibunya untuk bekerja sejauh mungkin hingga meninggal kan putri semata wayangnya yang masih perlu bimbingan di masa sekolah nya. Suatu hari kebahagiaan merayap memenuhi diri Saa, saat ibunya kembali dari pekerjaan nya untuk menghadiri kelulusan nya dia telah menghabiskan masa di sekolah menengah pertama dengan cepat walau tanpa bimbingan ibunya, alangkah senang Saa atas kabar itu, tapi kesenangan tidak merayap selamanya di hidup, seseorang pria misterius datang ke rumahnya dengan niat untuk melamar ibunya. Sorot matanya dingin - tatapan nya tajam tanpa argumen ngebuat Saa bertanya-tanya sendiri, "Pria ini baik buat ibu?" "Kenapa ibu bisa suka pria dengan sorot mata seperti ini?" "Tapi ibu tidak memperkenalkan nya padaku..." Saa berbisik dengan rasa sakit yang mengendap di dadanya, air mata mengancam untuk jatuh sebelum ibunya bisa menjawab. Warning⚠️⚠️ Terdapat kata-kata kasarAll Rights Reserved
1 part