Story cover for hingga langit memanggil namamu by asaa_luvv
hingga langit memanggil namamu
  • WpView
    Reads 90
  • WpVote
    Votes 14
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 90
  • WpVote
    Votes 14
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Jun 08
dewtee




Dew pergi saat cinta mereka sedang hangat-hangatnya mekar. Tanpa pamit, tanpa pelukan terakhir, tanpa kesempatan untuk mengatakan: "Tunggu aku sedikit lebih lama."

Tee masih di sini. Hidup, tapi kosong. Hari-hari berlalu seperti mimpi buruk yang tak kunjung selesai. Tak ada yang mengajarkan bagaimana caranya bernapas ketika jantung yang ia miliki ikut dikuburkan bersama seseorang yang ia cintai.

Kini, satu-satunya cara Tee bertahan adalah dengan merawat kenangan. Menyusuri kembali jejak tawa Dew, menyentuh baju yang masih berbau tubuhnya, dan berharap-walau hanya sebentar-Dew datang dalam mimpi.

Ini bukan sekadar cerita kehilangan. Ini tentang cinta yang tak sempat selesai, tentang rindu yang tak akan pernah mendapat balasan, dan tentang satu nama... yang kini hanya bisa disebut di antara doa dan air mata.
All Rights Reserved
Sign up to add hingga langit memanggil namamu to your library and receive updates
or
#77dewtee
Content Guidelines
You may also like
HAPPINESS • DewTee (REVISI) by OishiThea
32 parts Ongoing
Tee menatap mata pria paruh baya yang berdiri di hadapannya. Dari ekspresinya, pria itu jelas sedang berteriak padanya. Mata itu dipenuhi kebencian. Kata-kata yang tak diinginkan terlontar dari mulutnya. Makian, kemarahan-entah apa lagi yang keluar dari bibir pria itu. Tapi, meskipun pria itu berteriak sampai mulutnya berbusa, Tee tetap tidak bisa mendengar. Telinganya seolah tahu bahwa jika mereka berfungsi, pemiliknya hanya akan mendengar kata-kata menyakitkan. Dan bahkan mulutnya pun sama-tidak berfungsi, seakan menolak untuk membalas. Seolah tubuhnya sendiri ingin melindunginya dari kenyataan. ** "Apa kau mau mati?!" Dew berteriak panik, nyaris menabrak Tee yang berjalan tanpa melihat sekitar. Tapi Tee, yang tidak bisa mendengar, hanya terus melangkah tanpa menyadari apa yang dikatakan Dew. Dew menghela napas kasar, mencoba mengendalikan emosinya. ** "Apa langit itu indah?" Tee bertanya sambil menatap hamparan langit di atasnya. Dew, yang duduk di sampingnya, menoleh. Ia meraih buku catatannya, mengambil pena, lalu menulis beberapa kata sebelum menyodorkannya kepada Tee. "Ya, indah. Berwarna biru." Tee membaca tulisan itu. Kemudian, ia menggerakkan tangannya untuk menulis balasan. "Biru? Seperti apa warna biru?" Dew terdiam, menatap Tee sejenak. Bagaimana cara menjelaskan warna kepada seseorang yang belum pernah melihatnya? Duniaku sunyi. Tak ada suara, bahkan tak ada satu pun kata yang bisa keluar dari mulutku. Mungkin Tuhan begitu menyayangiku... hingga Ia menjadikanku bisu dan tuli.
You may also like
Slide 1 of 8
The Shadow [DewTee] cover
Different Beliefs [DewTee] cover
MUST BE HAPPY ENDING - FREENBECKY (HIATUS) cover
Bad Boy [Dewtee] cover
CORRUPT ME [SKYNANI X DEWTEE]  cover
𝐄𝐧𝐠𝐢𝐧𝐞𝐞𝐫𝐞𝐝 𝐓𝐨 𝐁𝐚𝐛𝐲𝐬𝐢𝐭 |ᴛᴇᴇᴅᴇᴡ {√} cover
Love In Hospital [TAEKOOK] [END]✔ cover
HAPPINESS • DewTee (REVISI) cover

The Shadow [DewTee]

32 parts Ongoing

"Dew," panggil Tee, suaranya tercekat. "Lo nggak bisa lakuin ini ke gue." Dew hanya menghela napas panjang. "Maaf, Tee. Tapi ini adalah yang terbaik." Yang terbaik? Bagaimana bisa ini yang terbaik? Tee merasa dadanya sesak. Ia merasa terbebani, marah, dan ditinggalkan. Semua mata memandangnya dengan harapan, namun yang ia rasakan hanyalah kekosongan dan kekecewaan yang mendalam pada Dew. Saat itu juga, di tengah aula yang riuh rendah dengan bisik-bisik, Tee bersumpah dalam hati. Ia akan membuktikan bahwa ia bisa. Tapi, ia tidak akan pernah memaafkan Dew atas apa yang telah ia lakukan. [DewTee]