Story cover for "The Boy Who Loved Bianca"  by Rajendraaa1
"The Boy Who Loved Bianca"
  • WpView
    Reads 52
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 30
  • WpView
    Reads 52
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 30
Ongoing, First published Jun 08
Untuk Seorang yang Pergi Tanpa Pamit

Aku selalu percaya bahwa waktu akan menyembuhkan segalanya. Tapi rasanya, tidak berlaku untuk kehilangan Dipta.

Hai, Namaku Fikri Rajendra Zayd

Dan ini bukan ceritaku.

Ini tentang seseorang yang pernah hidup tapi memilih menyembunyikan dirinya dari dunia. Seseorang yang tertawa seperlunya, bicara seperlunya, dan mencintai... dengan cara yang tak biasa. 

Satrio Mahendra Pradipta. 

Atau seperti yang kami biasa memanggilnya: "Dipta".

* Ini adalah kisah tentang cinta yang tumbuh dalam kepalsuan, sakit yang ditinggalkan, dan perjuangan untuk memaafkan diri sendiri.

Kisah ini aku ambil dari buku harian Dipta yg diberikan olehku dari sepupu nya yg bernama Rania. 

Setiap hari aku selalu membaca buku harian Dipta dan banyak sekali puzzle yg Dipta berikan disetiap lembaran buku nya sampai akhirnya Dipta pergi untuk selamanya karna dia sudah sangat lelah untuk bertahan.
All Rights Reserved
Sign up to add "The Boy Who Loved Bianca" to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Jika Takdir Telah Ditentukan by nhie_naa
28 parts Complete
Jika Takdir Telah Ditentukan Jika takdir telah ditentukan oleh-Nya, tidak ada manusia yang bisa melawan. Bukan, lebih tepatnya semua makhluk hidup dan segala yang diciptakanNya di dunia ini, tidak ada yang bisa melawan takdirNya. Walaupun ada takdir yang bisa kita ubah, tetapi hasil pengubahannya pun sudah ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Seperti takdir bahwa kita pernah saling bertemu, saling mengenal, bahkan saling berinteraksi, walaupun pada awalnya tidak ada permulaan pasti bagaimana kita dipertemukan, tapi aku yakin bahwa aku, salah satu orang yang ditakdirkan untuk mencintaimu. - Cahya - ~~~~~~~~~~~~ Ini kisah Cahya, si cewek kalem yang tak disangka punya banyak fans - Rahmat, Arsya - dan yg paling nggak disangka, seorang Andra -- cowok 'sok alim' kalau kata Rahmat -- juga diam-diam memperhatikan Cahya. Siapa yg akhirnya dipilih Cahya? Apakah Rahmat yg dewasa dan simple? Atau Arsya yg hobi berdebat dengannya? Apa jangan-jangan dengan Andra, yg menjaga teguh prinsip, tegas, dan selalu ramah pada setiap orang? Setiap ujian itu menjadikan kita kuat, dan setiap pilihan yang disodorkan pada kita sebagai jawaban dari ujian yg datang, akan menjadikan kita selalu teguh pada suatu prinsip hidup. Hijrah dan selalu hijrah, mengambil setiap hidayah yg sudah Allah subhanahu wa ta'ala sediakan layaknya prasmanan di tempat resepsi, kita hanya tinggal memilih, mengambil pilihan itu, dan menikmatinya. Itulah takdir 😉
You may also like
Slide 1 of 9
Erlangga cover
Jika Takdir Telah Ditentukan cover
Maaf' (Revisi) cover
ASING KARNA TAK LAGI BERSAMA cover
Gupta cover
Call It What You Want (END) cover
Our Secret [SUDAH TERBIT] cover
ANATHAN  || END cover
Ana Uhibbuka Fillah ( TAMAT  )  cover

Erlangga

7 parts Complete

Erlang selalu berpikir bahwa cinta adalah sesuatu yang bisa ia genggam erat. Bahwa ketika dua orang saling mencintai, mereka akan tetap bertahan, apa pun yang terjadi. Tapi nyatanya, itu hanya keyakinan naif yang perlahan hancur di hadapannya. Pacarnya pergi karena dia sudah menemukan yang baru. Semua janji, semua rencana masa depan, semuanya runtuh dalam sekejap. Erlang hanya bisa menatap kepergiannya, bertanya dalam hati, "Apa aku kurang baik?" Belum juga ia berdamai dengan kehilangan itu, takdir menamparnya lebih keras. Sahabatnya, satu-satunya orang yang mengerti dia tanpa banyak bicara, pergi-bukan karena memilih, tapi karena kehidupan memutuskan demikian. Kali ini, kepergian itu benar-benar untuk selamanya. Tidak ada kesempatan untuk meminta maaf, tidak ada lagi tawa yang bisa dibagi. Ditinggalkan oleh orang yang ia cintai, kehilangan orang yang selalu ada untuknya-Erlang berpikir, mungkinkah ia memang ditakdirkan untuk sendiri? Namun, di tengah kehancurannya, ada satu orang yang tetap di sisinya. Seseorang yang tak banyak bicara, tapi selalu tahu kapan harus mendengar. Sahabat yang tidak pernah menjanjikan apa pun, tapi selalu ada tanpa diminta. Dan dari sana, tanpa Erlang sadari, luka yang ia pikir tak akan sembuh perlahan mulai menemukan cahaya. Cinta yang ia kira sudah mati, ternyata masih punya kesempatan untuk hidup kembali. Apakah Erlang siap membuka hatinya lagi? Atau masa lalu akan terus menghantuinya?