Story cover for Masa Kecilku Dengan Papah🤍 by Risrainmoqr
Masa Kecilku Dengan Papah🤍
  • WpView
    Reads 10
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 10
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Jun 09
Kadang

yang paling dirindukan bukan suara... tapi keheningan yang dulu terasa utuh karena kehadiran.

Kadang
yang paling ingin dipeluk bukan bahu seseorang... tapi kenangan yang hangat, yang tak bisa disentuh lagi.

Dalam buku ini
seorang anak perempuan kembali menyusuri masa kecilnya - masa di mana dunia terasa aman hanya dengan satu suara

suara papah


Di dalam rumah kecil yang tak mewah, tapi penuh tawa dan cerita, ia menuliskan ulang kebersamaan mereka. Mulai dari pagi yang dibuka dengan lagu Iwan Fals, sampai malam yang ditutup dengan menunggu papah pulang dan setelah itu menyanyikan lagu "Kebangsaannya" untuk papah

Kini
ia menulis bukan karena ingin mengingat... tapi karena takut lupa.
Ia menulis bukan karena masih punya... tapi karena tak ingin kehilangan untuk kedua kalinya.

Ini bukan sekadar cerita tentang masa kecil
Ini adalah surat cinta untuk seorang ayah dari anak perempuannya yang tumbuh, terluka, lalu kembali pulang... ke pangkuan kenangan.
All Rights Reserved
Sign up to add Masa Kecilku Dengan Papah🤍 to your library and receive updates
or
#25papah
Content Guidelines
You may also like
ALVIN (On Going) by dv-fitriani_10
38 parts Complete
⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ [ Berkomentar dengan sewajarnya, hargai siapapun orangnya dan apapun yang ia tulis ] Belum di revisi. [TANDAI TYPO!!] ________ Carilah orang-orang yang bisa membawa kamu ke jalan yang seharusnya kamu lewati untuk sampai pada tujuan yang baik. Banyak orang jahat berkeliaran hanya untuk kesenangan mereka pribadi, bahkan dalam keluarga sendiri pun masih sering orang yang melampiaskan masalahnya pada anggota keluarga yang tidak tahu apa-apa. Dan diposisi inilah aku hidup sebagai anak perempuan tunggal kaya raya, tetapi miskin kasih sayang. Sampai akhirnya, aku dipertemukan dengan seorang lelaki tangguh yang mengubah kehidupan ku hampir sepenuhnya. Ia benar-benar berbeda dari ayahku, padahal banyak sekali orang yang mengatakan bahwa jodoh seorang anak perempuan adalah cerminan dari seorang ayahnya. Aku sempat percaya dan takut dengan pepatah itu, sampai aku tidak menginginkan berjodoh dengan siapapun karena takut jodohku sama dengan watak ayahku. Namun nyatanya, itu hanyalah tipu daya manusia. Aku sekarang tidak akan percaya dengan pepatah yang belum tentu ada buktinya. Meskipun begitu rumornya, aku akan tetap menyayangi kedua orang tuaku yang telah membesarkanku. Aku pikir penderitaan ku cukup sampai disitu, Namun ternyata aku salah besar. Ada saatnya kita ditinggalkan oleh orang-orang yang kita sayang selama di dunia ini, mereka telah kembali pulang ketempat yang sudah seharusnya menjadi rumah terakhir. Tidak ada yang abadi di dunia ini, semuanya hanya sementara, tinggalah tanah yang rata dengan dunia. Aku tidak sekuat dan seberuntung orang lain diluaran sana, selalu ada saja cobaan yang mendatangiku satu-persatu. Aku selalu berjuang mati-matian untuk kehidupan ku sendiri agar merasa lebih baik dari sebelumnya, tapi tetap saja aku tak pandai menyelesaikannya, aku berusaha untuk hidup dan bangkit sendiri dari keterpurukan ini. WARNING!: DILARANG COPY/PASTE CERITA INI KARNA INI MURNI KARYA SAYA, JIKA ADA YANG COPPAST LAPORKAN KEPAD
You may also like
Slide 1 of 10
Langit Untuk Mereka cover
Yang Masih Berdetak cover
Angkasa dan Cerita cover
Belenggu Di Ujung Lara (terbit) cover
SMARA DIKTA cover
Loli Itu Keponakanku cover
"Cemara tapi di dalam nya berantakan" cover
Selimut yang Tak Cukup [SELESAI] cover
Antara Lagu dan Buku cover
ALVIN (On Going) cover

Langit Untuk Mereka

31 parts Ongoing

Cakra Writing Marathon Batch 8 Tiga perempuan. Satu rumah. Kenangan yang tak pernah benar-benar pergi. Nayla, anak tengah yang tumbuh dalam bayang-bayang kakaknya dan tuntutan ibunya, dipanggil pulang ke kampung halaman dengan kabar mengejutkan: sang ibu ingin menikah lagi. Di rumah tua yang dulu penuh tawa dan kebersamaan, kini hanya tersisa dingin dan percakapan yang tak utuh. Di antara bisikan iri, luka masa kecil, dan kenangan akan sosok Ayah yang hangat, konflik mulai mencuat. Dengan alur maju-mundur yang menyayat, kisah ini mengajak pembaca menyelami dinamika keluarga, ketidakadilan yang terpendam, dan perjuangan anak-anak perempuan dalam memahami cinta yang tak selalu terasa adil. Sebuah cerita tentang rumah, kehilangan, dan keberanian memaafkan.