Hi SABIAN

hts doang tapi ngarep jadi pacar? WKWKWK.

----

"Kamu ganteng banget. Pasti udah punya pacar kan?"
"Belum."
"Ah masa... atau punya hts?"
"Lo mau?"
"Eh mau apa?"
"Htsan sama gue."

Sabian datang bukan untuk dikenali, tapi untuk dirasakan. Dia seperti angin yang lewat diam-diam, tapi meninggalkan aroma hujan yang tinggal lama.

Tak banyak bicara, tak pernah berusaha menjadi pusat. Namun setiap gesturnya seperti bait puisi yang tak sengaja terbaca mengganggu dengan cara yang paling lembut.

Ada rahasia dalam caranya menatap. Seolah menyimpan luka yang tidak ingin disembuhkan atau rindu yang tidak ingin selesai.

Tidak tahu bagaimana semua ini bermula, yang aku tahu sejak menatapnya sekali, aku terus mencari bayangnya di mana-mana.