Story cover for Ara Untuk Gara by ByunVirae
Ara Untuk Gara
  • WpView
    Reads 18
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 4
  • WpView
    Reads 18
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 4
Ongoing, First published Jun 10
"Mih, itu tetangga kita gak suka keluar ya? Rumahnya aja keliatan gelap banget. Mereka itu, kenapa sih mih? Anti social-social club ya, mih? Kayak di baju temen-temen aku," Tanya Gara.


"Mungkin. Mamih juga gak begitu tau. Kamu tau sendiri, pas awal mereka pindah. Ibu pemilik rumah itu judes banget, mamih nanya bener. Dia jawabnya ketus banget. Kamu aja mau main sama anaknya gak di bolehin," Jawab Mamih Jena.


"Iya sih, padahal anaknya itu cantik yaa mih. Manis lagi, tapi sayang. Mamahnya judes banget. Anaknya juga ikut pendiam. Padahal kan, kata guru aku aja. Manusia itu makhluk sosial. Harus bergaul, jangan diem aja," Ucap Gara.


"Yaa iya sih, tapi kan tiap orang itu beda sayangku. Mungkin emang mereka enggan mau bergaulnya," Ucap Mamih Jena.


Ya, sudah hampir beberapa tahun ini. Gara merasa penasaran dengan tetangga di depan rumah nya itu. Sudah hampir beberapa tahun bertetangga, namun mereka belum pernah menyapa. Sesekali, Gara suka melihat anak dari pemilik rumah itu. Seorang gadis berkulit putih, berambut coklat, dan pendiam. Bahkan kulitnya kadang terlihat pucat. Mungkin karna tidak pernah keluar rumah. Aneh dan membuat penasaran.


To be continued...

Langsung baca aja yaa😇🙏
All Rights Reserved
Sign up to add Ara Untuk Gara to your library and receive updates
or
#596engene
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
JEEVANA cover
S2: After Engagement  cover
Unwanted Fate  cover
UN-PLANNED || Cawooz  cover
(JAEHYUCK) U Make Me Fall ❤️  cover
Obsesi Ganma [BL] cover
Jenderal Tawanan Kaisar  cover
FATED LULLABY  cover
Death Twice  cover
Second  cover

JEEVANA

65 parts Ongoing

"Gue terpaksa nikah sama lo, demi bayi yang ada di perut lo." Kata-kata itu jatuh seperti pisau yang menancap tepat di hati Kiana Alisha. Pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia, kini hanya terasa seperti hukuman. Ia tidak diinginkan. Bukan sebagai istri, bukan sebagai seseorang yang layak dicintai. Pria di hadapannya, sosok yang dingin dan kasar, menikahinya bukan karena cinta-hanya karena tanggung jawab, Tatapan matanya tajam, seolah berkata bahwa semua ini hanya sementara. Bahwa setelah bayi itu lahir, segalanya akan berakhir semuanya. Namun, takdir selalu punya cara untuk mempermainkan hati manusia. Dalam kebencian, mungkin terselip perasaan yang tak terduga?