"Kadang, dua orang yang patah harus dipaksa bertemu di tempat paling tidak romantis: ruang mesin dan tekanan deadline. Tapi siapa sangka, justru dari sinilah mereka menemukan arah pulang yang tak lagi mengarah ke masa lalu"
Ada orang yang hadir hanya untuk jadi jeda. Tapi ada juga yang datang untuk jadi titik temu.
Alesha Maritza Amelindra enggak pernah nyangka, tujuh tahun yang ia pertahankan bisa runtuh dalam satu kalimat:
"Maaf, aku jatuh cinta sama orang lain."
Patah hati yang terlalu panjang itu belum sempat sembuh saat ia harus berangkat magang ke PLTP Wayang Windu, Ciwidey, bersama teman-teman kampusnya. Sambil menahan sesak yang belum reda, Alesha mencoba menjadi versi dirinya yang biasa: ceria, cerewet, dan jadi tempat cerita semua orang. Tapi setiap malam, matanya tetap sembab. Setiap pagi, dadanya masih berat.
Lalu datanglah dia.
Fauzan Arkaveen Mahawira.
Mahasiswa Teknik Mesin dari politeknik sebelah yang katanya lebih mirip kulkas dua pintu daripada manusia. Dingin, cuek, dan terlalu pendiam. Tapi justru di mata Alesha, dia seperti diam yang hangat. Seperti tenang yang jarang sekali ia temukan.
Mereka datang dari dua dunia yang berbeda,Alesha dari keluarga hangat yang sederhana, Fauzan dari keluarga elit yang dingin dan penuh ekspektasi. Tapi saat hidup mempertemukan mereka di titik paling lelah, keduanya perlahan saling mengobati. Tanpa disadari, luka mereka saling menjahit. Tanpa rencana, hati mereka saling pulang.
Namun, masa lalu tidak tinggal diam.
Di antara trauma yang belum selesai, mantan yang belum benar-benar hilang, dan dunia yang memaksa mereka untuk kuat, mampukah keduanya menemukan arti "temu" yang sebenarnya?
Atau mungkin, mereka hanya dua torsi yang sedang berputar ke arah yang berbeda?
FOLLOW : @wattpad_plavana03
[Janlup follow dan vote ya! Biar tau kalau update cerita terbaru]
Kisah ini mengenai dua sejoli yang saling mengganggap bahwa mereka ialah rumah bagi satu sama lain. Tentang seorang petugas damkar dan psikolog yang saling menyelamatkan cinta mereka dalam kegelapan. Namun, bisakah mereka kembali untuk melaksanakan janji masa kecil mereka?
FLASHBACK ONN
"Lele, nanti tunggu aku ya, pasti aku datang pakek seragam damkar aku buat nyelamatin kamu, hehe."
"Iya, Darano. Kamu juga tunggu aku ya, nanti aku datang pakek seragam Psikolog aku buat ngehibur kamu waktu kamu sedih."
"Janji ya, Le?" Tuturnya sembari mengulurkan jari kelingking yang tampaknya lebih besar dari kelingking gadis itu.
"Iya, Darano." Sedetik kemudian, senja merekam kebersamaan anak yang baru berusia 7 tahun itu.
FLASHBACK OFF
"Pergilah disaat kamu senang, dan datanglah disaat kau membutuhkan cahaya. Sama seperti bintang yang menerangi langit gelap, disaat rembulan tak kunjung datang."
-Elektra Pramoedya.
"Semua manusia itu egois. Yang membedakannya hanyalah kadarnya"
-Xayara Rayana Deamore.
"Dunia itu baik. Bagai tokoh yang memakan hal buruk dalam diri manusia. Namun, aku adalah makanan yang membuat tokoh itu alergi."
-Eunio Astrazna Reberturs.
"Aku adalah rembulan yang akan menerangimu dengan bentukku yang berbeda."
-Adarano Hwenzania Qwertynus.
#1 in Pramoedya
#1 in Rumah Kecil