"Mereka tidak sedang menunjukkan keberanian, mereka sedang memamerkan kebusukan jiwa mereka."
Begitulah kata Ibu setiap kali melihat berita. Kata-kata yang awalnya terdengar berlebihan itu, lama-lama menancap dalam di benak Zala-seorang gadis yang tumbuh di tengah dunia yang gaduh, penuh kebisingan moral dan kabar kekacauan.
Di sekelilingnya, banyak orang yang berlomba terlihat kuat, keras, dan tanpa cela. Tapi Zala melihat sesuatu yang berbeda. Ia menyaksikan orang-orang yang tertawa di atas penderitaan, menekan demi pengakuan, menyakiti demi dianggap hebat. Dunia sekolah yang harusnya jadi tempat belajar dan bertumbuh, justru jadi ladang ujian karakter yang sesungguhnya.
Ada manusia yang berjuang menjadi lebih baik-meski penuh luka dan gagal berkali-kali. Namun ada juga yang memilih menjadi luka berjalan: menebar perih karena tak tahu bagaimana cara sembuh. Di antara mereka semua, Zala mencari tempatnya, mempertanyakan arti menjadi benar, menjadi baik, dan menjadi diri sendiri.
Dalam hari-hari penuh tekanan saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Zala bertemu dengan Vera, Senja, dan Illias-tiga sosok yang berbeda, membawa kisah dan luka masing-masing. Dari sinilah kisah mereka dimulai, tentang persahabatan, prinsip hidup, keberanian, dan belajar mengenali suara hati di tengah dunia yang sering membungkam.
Ini bukan sekadar kisah remaja. Ini adalah cerita tentang bertahan sebagai manusia...
tanpa kehilangan kemanusiaan itu sendiri.
[Up kalo author gabut, kalo gak up berarti author gak gabut.]
[Beri saran di komentar kalau ada yang salah, terimakasih.]✨
Kaila hanya menginginkan ketenangan di sekolah barunya, terlepas dari takdirnya yang dapat melihat makhluk tak kasat. Namun, bagaimanapun Kaila berusaha mengabaikannya, Jean-sang cowok hits sekolah-dan nyawa-nyawa yang terancam lainnya membuat Kaila harus terjun di tengah-tengah misteri kutukan yang meminta tumbal.
***
Ketika ibunya mendapatkan pekerjaan di kota sebagai asisten rumah tangga dan majikan ibunya menawari Kaila kesempatan untuk bersekolah di sekolah bagus tanpa memikirkan biaya, ada perasaan mengganjal yang dirasakan Kaila sebagai gadis indigo. Tak lama, Kaila mendapati sekolah barunya merupakan rumah sakit yang penuh sesak dengan makhluk tak kasat mata yang ingin dia jauhi. Namun, kenyataan tidak berjalan seperti keinginannya ketika sosok hantu menuntut bantuannya, belum lagi Jean-sang cowok hits sekolah-yang ingin mengakrabkan diri mengundang lirikan tidak suka dari gadis-gadis yang mengaguminya. Sialnya, sebuah kutukan yang sempat Kaila jumpai seakan mengikutinya dan mulai menuntut bayaran nyawa, termasuk nyawa Jean. Kaila memutuskan dia tidak bisa lagi memalingkan muka, tetapi bagaimana jika rahasianya terbongkar?