Story cover for Gunung Adalah Obat Terampuh Bagi Jiwa yang Rapuh by krisnagilang_
Gunung Adalah Obat Terampuh Bagi Jiwa yang Rapuh
  • WpView
    Reads 5
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 5
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Jun 12
Krisna, seorang pria yang telah lama terjebak dalam pusaran masalah kehidupan dewasa, pekerjaan yang menekan, hubungan yang retak, dan rasa lelah yang tak pernah reda mulai merasa bahwa dunia terlalu bising untuk dihadapi. Suatu hari, tanpa rencana, ia mengikuti ajakan seorang teman untuk mendaki gunung. Awalnya hanya sekadar pelarian, namun langkah demi langkah di jalur pendakian membuka pintu yang tak pernah ia sangka.
Di puncak, di tengah udara tipis dan pemandangan yang membentang tanpa batas, Krisna menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar pemandangan indah: ketenangan yang tak pernah ia temukan di kota. Setiap napas di ketinggian seakan membersihkan pikirannya, setiap langkah menjadi jawaban dari kegelisahan. Gunung tidak memberi solusi instan untuk semua masalahnya, namun mengajarkannya bahwa tak semua hal harus diselesaikan segera. Ada masalah yang cukup untuk dihadapi dengan hati tenang, dan ada beban yang cukup untuk dilepaskan bersama embun pagi.
Sejak itu, gunung bukan lagi sekadar tempat, melainkan rumah bagi jiwanya yang lelah, dan guru yang diam-diam membimbingnya menghadapi hidup dengan keberanian baru.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Gunung Adalah Obat Terampuh Bagi Jiwa yang Rapuh to your library and receive updates
or
#39chairilanwar
Content Guidelines
You may also like
Lembah Arunika  by uyungfauziyah
17 parts Complete
Dina hanya ingin lari sejenak. Dari rumah. Dari kampus. Dari masa lalu yang tak pernah benar-benar ia tinggalkan. Maka ia mengajak empat temannya-Bagas, Ayu, Raka, dan Tari-untuk mendaki Gunung Mahesara, gunung yang katanya penuh legenda, namun jarang tersentuh wisatawan. Lima remaja dari latar dan budaya berbeda, menyatu dalam perjalanan menuju puncak. Awalnya, ini hanyalah perjalanan tentang alam, peluh, dan keheningan hutan. Namun segalanya berubah ketika mereka menemukan sebuah percabangan jalur: satu jalur resmi, satu lagi tertutup semak dan larangan. Dari sinilah semuanya bermula. Kabut turun. Kompas tak lagi bekerja. Hutan mulai berbicara. Mereka tersesat di tempat yang tak ada dalam logika-Lembah Arunika, dunia tersembunyi yang hanya muncul bagi mereka yang memikul beban tergelap. Di lembah itu, sihir bukan dongeng. Makhluk gaib dari mitologi lokal bukan sekadar cerita rakyat. Mereka nyata. Hidup. Dan menjaga keseimbangan dunia yang mulai retak. Kelima sahabat ini harus menghadapi rintangan demi rintangan-bukan hanya melawan kekuatan jahat yang mengancam lembah, tetapi juga menghadapi sisi tergelap dalam diri mereka masing-masing: kemarahan, penyesalan, ketakutan, dan kesalahan yang tak pernah mereka maafkan. Dalam perjalanan yang penuh luka dan kehilangan, mereka mulai bertanya: Apakah lembah ini benar-benar dunia lain-atau justru cermin dari hati yang terluka dan ingin disembuhkan? Dan di tengah kabut yang tak kunjung sirna, satu pertanyaan terus bergema: Apakah mereka akan menemukan jalan keluar-atau justru menjadi bagian dari lembah itu selamanya?
Terdampar Di Pulau Misterius by Jefriverse
10 parts Complete
Abdul mengumandangkan azan. la ingat kata-kata bapaknya, dalam keadaan menakutkan di laut, kuman dangkanlah azan untuk memohon pertolongan Allah. Toni, Demung, dan Budin pun berseru-seru, "Allahu akbar! Allahu akbar!" "Astaghfirullah al azim!Allahu akbar!" Angin dan air seperti diaduk-aduk oleh tangan kuat yang tidak tampak. Gelap menyelubungi mereka Kepanikan dan ketakutan, akhirnya membuat mereka pasrah kepada Yang Kuasa. Namun, usaha terus diker-jakan. Abdul terus memegang kemudi. Demung dan Budin terlempar ke kiri dan ke kanan, tetapi tangan mereka terus juga membuangi air dari dalam perahu sedapat-dapatnya. Dua tiga ember yang mereka buang, sejumlah besar pula yang ditumpahkan gelombang dari kiri dan kanan perahu Pakaian mereka telah basah kuyup. Dasar perahu telah digenangi air. Semua itu hanya berdasarkan pera- saan pada kulit mereka sendiri. Mata mereka tidak me lihat apa-apa karena gelapnya keadaan. Atau, mungkin juga karena kacaunya pikiran mereka Entahlah, Abdul tidak mau memikirkan hal itu. Tiba-tiba, Abdul merasa perahu seperti diangkat tinggi. Lama rasanya diayun-ayun gelombang laut di tempat tinggi itu. Sesudah itu, perahu bagaikan dihem-paskan keras-keras ke bawah. Seolah-olah, di bawah landasan perahu hanyalah lubang kosong saja. Setelah itu, Abdul merasa siraman air yang kuat dari kiri, kanan, depan, dan belakang. Menurut perkiraannya, perahu akan terbenam karena tertimbun air sebanyak itu. Tak lama kemudian bunyi derakan yang keras terde-ngar, perahu terguncang kuat, lalu gelap sama sekali Samar-samar, Abdul merasakan dingin yang amat sangat. Akhirnya, ia tidak merasakan apa-apa lagi.
You may also like
Slide 1 of 10
Lembah Arunika  cover
The God of The Rings ✔ cover
ᴅᴇ ʟᴜᴄᴇ ᴇɴᴛʀᴇʟʟᴀ ✓ cover
PENDAKI PATAH HATI [SHORT VERSION]  cover
The Miracle Of Crystals cover
From Persia to Nebulandia cover
Rahasia Istana Terlarang - Wo Lung Shen cover
STORY OF RA - BOOK ONE cover
Terdampar Di Pulau Misterius cover
Swords And Flowers  cover

Lembah Arunika

17 parts Complete

Dina hanya ingin lari sejenak. Dari rumah. Dari kampus. Dari masa lalu yang tak pernah benar-benar ia tinggalkan. Maka ia mengajak empat temannya-Bagas, Ayu, Raka, dan Tari-untuk mendaki Gunung Mahesara, gunung yang katanya penuh legenda, namun jarang tersentuh wisatawan. Lima remaja dari latar dan budaya berbeda, menyatu dalam perjalanan menuju puncak. Awalnya, ini hanyalah perjalanan tentang alam, peluh, dan keheningan hutan. Namun segalanya berubah ketika mereka menemukan sebuah percabangan jalur: satu jalur resmi, satu lagi tertutup semak dan larangan. Dari sinilah semuanya bermula. Kabut turun. Kompas tak lagi bekerja. Hutan mulai berbicara. Mereka tersesat di tempat yang tak ada dalam logika-Lembah Arunika, dunia tersembunyi yang hanya muncul bagi mereka yang memikul beban tergelap. Di lembah itu, sihir bukan dongeng. Makhluk gaib dari mitologi lokal bukan sekadar cerita rakyat. Mereka nyata. Hidup. Dan menjaga keseimbangan dunia yang mulai retak. Kelima sahabat ini harus menghadapi rintangan demi rintangan-bukan hanya melawan kekuatan jahat yang mengancam lembah, tetapi juga menghadapi sisi tergelap dalam diri mereka masing-masing: kemarahan, penyesalan, ketakutan, dan kesalahan yang tak pernah mereka maafkan. Dalam perjalanan yang penuh luka dan kehilangan, mereka mulai bertanya: Apakah lembah ini benar-benar dunia lain-atau justru cermin dari hati yang terluka dan ingin disembuhkan? Dan di tengah kabut yang tak kunjung sirna, satu pertanyaan terus bergema: Apakah mereka akan menemukan jalan keluar-atau justru menjadi bagian dari lembah itu selamanya?