Story cover for Asmaraduka by RIDZX7
Asmaraduka
  • WpView
    Reads 70
  • WpVote
    Votes 27
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 70
  • WpVote
    Votes 27
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Jun 13
Sinopsis 
Cinta tak selalu tentang menjadi milik. Kadang, ia hanya datang untuk singgah, tumbuh sebentar, lalu pergi meninggalkan jejak.

Asmaraduka adalah kumpulan puisi dan kisah pendamping yang merangkai potongan-potongan perasaan: dari pertemuan yang tak pernah menjadi, tatapan yang pernah dirindukan, cinta yang tak terucap, hingga kedekatan yang terhalang oleh batas langit.

Buku ini tidak menawarkan kebahagiaan cinta dalam bentuk utuh. Justru sebaliknya-ia merangkul segala yang nyaris: yang sempat hadir, tapi tak menetap; yang pernah menghangat, tapi tak menjadi rumah.

Melalui bab-bab bertema, setiap puisi dibarengi cerita nyata atau fiksi menyentuh yang membentangkan latar dan makna di balik baris-baris yang ditulis dengan hati. Kisah-kisah ini tak hanya berasal dari penulis sendiri, tetapi juga dari orang-orang terdekat yang pernah merasakan perih dan hangatnya cinta dalam diam.

Asmaraduka adalah ajakan untuk mengingat, tanpa harus memiliki. Untuk menghargai rasa, meski akhirnya tak bernama. Sebuah persembahan bagi siapa pun yang pernah jatuh cinta, tapi tak sampai.
All Rights Reserved
Sign up to add Asmaraduka to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
SE.LU.ANG [ON GOING] cover
အချစ်၏ဟန်ပန်-𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒚𝒍𝒆 𝑶𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆(Complete) cover
My SIN (GXG iam Lesbian)  cover
My Wish cover
kumpulan cerpen kookmin/Jikook (book 2) cover
 TáRD |Poetry |Esayy |Sajak |Motivation cover
Semua Memukul cover
adek cimol cover
Rembulan Yang Sirna cover
30 Aksara Mahabbah cover

SE.LU.ANG [ON GOING]

49 parts Ongoing

Pertanyaan yang paling menyakitkan dari semua perpisahan ini bukanlah mengapa kau pergi. ​Melainkan; mengapa kau memasang cincin di jari kaca ini, padahal kau tahu aku akan retak? ​SE.LU.ANG adalah titik balik, tempat aku berhenti menjadi delusimu. ​Kau! Kau adalah bajingan yang merampas jati diriku dengan dalih setia dan satu-satunya. Dengan kata yang cukup telanjang hingga aku terbuai dengan rayuanmu. ​Lidah memang tak bertulang, namun sekali berucap, Ia bisa meruntuhkan segalanya. ​Puisi-puisi ini adalah arsip dari semua hal yang gagal terucap; tentang tiga detik hening yang kugenggam di lidah, tentang menyadari bahwa labirin hatimu tak punya gerbang keluar, dan aku, hanya tawanan di dalamnya. ​Kini, yang tersisa hanya aku dan puing-puing jati diriku. ​Puisi-puisi ini adalah undangan untuk merayakan pesta satu orang di kamar dingin; sebuah upaya keras untuk kembali ke aku, yang kini sadar bahwa cinta sejati tak datang dari matamu, melainkan dari tangan sendiri.