⏳️⏳️⏳️
Orang bilang dunia ini terbuat dari hal-hal nyata — angka, bentuk, waktu, dan hukum alam. Tapi bagi Lyara Amerta, dunia tak pernah sesederhana itu.
Sejak kecil, Lyara tak pernah melihat benda hanya sebagai benda. Setiap warna seperti memiliki suara. Setiap pola memiliki makna. Bahkan ketika orang lain melihat sebuah coretan tak berarti, Lyara bisa merasakannya… seperti bisikan samar dari sesuatu yang belum selesai diceritakan.
Ia bukan gadis biasa.
Tapi juga bukan penyihir.
Ia adalah pembaca — pembaca makna yang tersembunyi di balik realitas.
Di sekolah, Lyara dikenal aneh. Ia jarang bicara, tapi jika sudah bicara, kata-katanya seperti teka-teki yang membuat orang lain diam, bingung, atau marah. Ia lebih suka duduk di pojok kelas, mencoret-coret buku kosong dengan warna-warna mencolok, membentuk pola yang hanya ia mengerti. Lukisan-lukisannya tak pernah diberi nama. Karena… mana mungkin kamu memberi nama pada sesuatu yang terus berubah?
Di balik matanya yang gelap dan tak bisa ditembus cahaya, Lyara menyembunyikan dunia lain — dunia penuh potongan puzzle, teka-teki berdarah, dan ingatan yang seolah bukan miliknya. Ia tidak tahu dari mana asalnya kemampuan itu. Tapi satu hal yang ia tahu pasti:
Semua yang ada di dunia ini adalah potongan dari sesuatu yang lebih besar.
Dan cepat atau lambat… teka-teki itu akan menuntut untuk disatukan kembali.
⏳️⏳️⏳️
"Aku tidak suka dunia yang diam.
Aku suka dunia yang menyimpan bisikan.
Karena di situlah misteri tinggal."
— Lyara Amerta
Ketika takdir mempertemukan keempat gadis dalam situasi yang tak terduga, mereka harus berhadapan dengan persaingan dan konflik di sekolah. Namun, seiring waktu, mereka belajar untuk saling memahami dan menerima satu sama lain sebagai saudara.
Dalam perjalanan ini, mereka menemukan bahwa kekayaan sejati bukan hanya tentang materi, tetapi juga tentang cinta, kasih sayang dan kekeluargaan.