Ayya tidak pernah menyangka, sketsa yang ia gambar diam-diam tentang seorang pria pendiam di ruang musik akan menjadi awal dari cerita yang mengubah hidupnya.
Abdan, pria itu, hadir bukan sebagai pahlawan, tapi sebagai seseorang yang diam-diam membuat Ayya merasa dilihat dan dimengerti.
Tapi cinta mereka tak sederhana. Terpaut usia, status, dan dinding bernama restu, mereka harus memilih: bertahan meski terluka, atau mundur sebelum benar-benar jatuh.
Saat takdir menghadirkan ujian terbesar-kecelakaan yang hampir merenggut nyawa Abdan-Ayya harus menjawab satu pertanyaan:
Apakah cinta cukup kuat untuk menunggu yang tak pernah berbalik?
Ini bukan kisah cinta yang mudah. Tapi kisah tentang berani menyuarakan rasa, bahkan ketika semua orang memilih diam.