Adriyas, santri senior di sebuah pesantren modern, dikenal kalem, hafal banyak kitab, tapi... punya satu kelemahan fatal: dia gagal paham sinyal. Sementara itu, Naini, gadis ceria yang sedang ikut program pesantren kilat, punya satu misi: menjodohkan diri-eh maksudnya, mencari ilmu agama sambil diam-diam menguji kesabaran si Adriyas.
Pertemuan pertama mereka absurd: Naini nyasar ke asrama putra karena ikut suara azan, Adriyas malah menyangka dia mata-mata pesantren sebelah.
Di balik canda tawa, terselip pelajaran iman, kesabaran, dan bagaimana cinta bisa datang tanpa gombalan, tapi lewat sejumput doa dan sepiring gorengan. Apakah Adriyas akan sadar kalau selama ini "ujian kesabaran" itu datang dalam bentuk Naini? Atau Naini harus pasrah jadi santriwati paling sering ditolak tanpa sadar?
"Jodoh di Ujung Tawa" adalah kisah islami yang ringan, penuh gelak tawa, tapi tetap menghangatkan hati-karena kadang, cinta terbaik datang setelah kita selesai tertawa bersama.
---
FOLLOW DULU CINTAH
Bagaimana jika seorang remaja transmigrasi ke tubuh seorang duda anak satu?
Yang mana anaknya seumuran dengannya.
Erlan ketua geng yang hobby tauran, suka membully, hingga ia dibunuh oleh salah satu korban bully nya, bukannya ke alam baka, ia malah transmigrasi ke seorang duda anak satu.
Gerlan, duda yang berusia 37 tahun, ia membenci anaknya, hingga anaknya juga
membenci dirinya.
Abian, bocah bebal keras kepala, seperti cerminan jiwa Erlan.
Gerlan waktu seumuran Abian sungguh nakal, hingga karna kenakalannya hadirlah Abian.
Sekarang, Gerlan harus menghadapi anaknya yang lebih parah dari dirinya waktu muda.
Tapi ini Erlan bukan Gerlan. Bocah nakal yang harus merawat bocah bebal.
"Gue... Benaran punya... Anak?"
.
.