π Ombak di Antara Kita
Ada gemuruh yang tak terdengar dalam setiap lagu yang dinyanyikan Khalesha.
Ia berdiri di atas panggung, seperti cahaya bulan yang menari di atas ombak.
Banyak yang mengaguminya, tapi sedikit yang benar-benar melihat perih yang disembunyikan di balik matanya.
Kehidupannya megah, tapi jiwanya hanyut-seperti kapal yang terlalu lama berlayar tanpa tahu arah pulang. ππ
Di seberang kehidupan itu, berdirilah Alvaro dan Yudha-dua perwira angkatan laut yang telah lama terbiasa bicara dengan badai.
Mereka bukan bagian dari dunia lampu sorot, tapi dari dunia laut yang mengajarkan diam lebih dalam dari kata-kata.
Alvaro, seperti samudra biru: tenang, dalam, dan menyimpan rahasia.
Yudha, seperti tepi pantai: hangat, tulus, dan selalu siap menjadi tempat bersandar. βπ¬οΈ
Pertemuan mereka dengan Khalesha bukan rencana. Bukan takdir yang besar, hanya percikan kecil di pelabuhan-
tapi justru dari sana, hati mulai bergetar.
Alvaro terpikat, namun membungkam rasa. Yudha mengerti, dan memilih diam.
Sebab tak semua perasaan harus diperjuangkan; beberapa cukup dikenang seperti matahari yang tenggelam perlahan. π πͺΈ
Luna, sahabat Khalesha, adalah angin laut yang tidak terlihat, tapi terasa.
Ia tidak memaksa masuk ke dalam cerita siapa pun, tapi selalu hadir ketika langit mulai kelabu.
Ia menyayangi Yudha diam-diam, seperti ombak yang mencium pantai tanpa pernah bertanya,
"Apakah kau juga menungguku?" πΎπ
ποΈ Tema Cerita
Ini bukan tentang siapa yang memiliki siapa.
Ini tentang perasaan yang mengalir seperti arus-mengelilingi, mendekap, dan kadang... melepaskan.
Tentang cinta yang tidak berteriak, tapi tetap hidup seperti laut: diam, dalam, dan tak pernah benar-benar hilang. ππ«§
Karina terbangun menjadi ibu protagonis dan antagonis sekaligus.
Untungnya, ia terbangun di tubuh wanita muda nan kaya-raya dan sebelum alur novel dimulai, yaitu pada saat protagonis berusia 5 tahun.