Not Quiet, Notting Hill
-sebuah cerita tentang dua orang asing, satu kota kecil, dan momen-momen yang terasa nyaris seperti film, tapi lebih berantakan, lebih nyata, lebih hangat.
Love Pattranite adalah aktris muda yang bersinar, dikenal karena senyumnya yang mudah disukai dan sorotan yang terus mengikutinya-tapi jauh di balik layar, dia mulai kehilangan arah. Rasanya seperti dunia terus berjalan cepat, dan dia sendiri tertinggal di tengah keramaian yang ia ciptakan.
Milk Pansa Vosbein bukan pemilik toko buku klasik di London, tapi dia punya toko kecil bernama Senandika di kota Serunai-tenang, sedikit berdebu, tapi terasa hidup. Milk lebih suka menata rak daripada menata percakapan, dan dia pikir hidupnya akan terus begitu: sunyi, cukup, rapi.
Lalu Love masuk ke tokonya. Secara harfiah.
Mereka bukan William dan Anna. Tidak ada jalan Portobello, tidak ada kalimat ikonik tentang perempuan yang berdiri di depan lelaki dan meminta dicintai. Tapi ada hujan yang turun diam-diam, percakapan aneh soal cone es krim dan burung hantu, dan tarian kecil di pojok toko antik yang pemutarnya rusak tapi tetap memutar lagu cinta tahun '60-an.
Love datang hanya untuk sebentar, Milk tidak pernah berencana memberi tempat untuk siapa pun. Tapi kadang, perasaan datang seperti kota kecil di peta yang tadinya kamu pikir hanya tempat lewat-ternyata kamu ingin berhenti sebentar. Atau mungkin... lebih lama.
Ini bukan Notting Hill-tapi di antara segala yang tidak sempurna, tidak tenar, dan tidak direncanakan, mungkin cinta justru terasa paling nyata.
"Gue terpaksa nikah sama lo, demi bayi yang ada di perut lo."
Kata-kata itu jatuh seperti pisau yang menancap tepat di hati Kiana Alisha. Pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia, kini hanya terasa seperti hukuman. Ia tidak diinginkan. Bukan sebagai istri, bukan sebagai seseorang yang layak dicintai.
Pria di hadapannya, sosok yang dingin dan kasar, menikahinya bukan karena cinta-hanya karena tanggung jawab, Tatapan matanya tajam, seolah berkata bahwa semua ini hanya sementara. Bahwa setelah bayi itu lahir, segalanya akan berakhir semuanya.
Namun, takdir selalu punya cara untuk mempermainkan hati manusia. Dalam kebencian, mungkin terselip perasaan yang tak terduga?