Dalam keheningan sebelum keheningan, di mana kegelapan pun belum berani bermimpi, Sang Pematung melangkah. Tanpa wajah, tanpa nama, Ia memungut tanah liat purba yang menyimpan bisikan kisah-kisah yang belum lahir. Dari kehampaan, sebuah bentuk luas mulai mengambil wujud, sebuah ciptaan yang bermimpi menjadi lebih.
Namun, ciptaan ini tidak akan bangkit sendiri.
Empat jiwa dari kedalaman Sang Pematung dikirim, masing-masing membawa karunia: air yang memberi makan, benih rasa ingin tahu yang menusuk, irama waktu yang tak terhindarkan, dan keheningan yang membawa ingatan akan pulang. Mereka akan bersandar pada ciptaan itu, membentuknya dengan keajaiban, kecukupan, irama, dan memori tentang asal.
Lalu, datanglah yang kelima. Bukan atas panggilan, melainkan oleh apinya sendiri. Dengan suara membakar dan tatapan menolak, ia berseru: "Aku tidak akan bersujud." Ia adalah api yang takkan tunduk pada lumpur, meninggalkan bekas luka yang tak terlihat, namun kekal.
Saat semua karunia dan penolakan menyatu, tubuh tanah liat itu bergerak. Sebuah napas kasar merobek keheningan, menarik segalanya ke dalam. Mata pun terbuka, tidak menyala, melainkan memantulkan. Dan sesaat itu, langit melihat dirinya dalam mata ciptaan-Nya.
Ini adalah kisah penciptaan, pilihan, dan dualitas yang abadi. Bisakah sebuah ciptaan menemukan maknanya ketika di dalamnya bersemayam anugerah dan api yang membangkang?
Apakah Arlie bisa menerima jika Alpha seperti nya bisa hamil?!
Dan bagaimana jika Arlie sudah ditandai oleh seorang psycho?
_________________________________
Sekali lagi ini lapak Dunia ABO (alpha Beta omega), dan juga BL (boys love)
Don't copy!!!
Karya @yran_ielll