Boleh kan ngomong mau resign terus tapi besoknya tetap bangun, mandi dan berangkat kerja kayak biasa. Ada aja yang bikin enggak betah. Entah itu gaji, atau jobdesk yang kayaknya enggak masuk akal. Kamila bukannya mau mengeluh, Cuma tolong lah. Pasalnya gaji sebagai Waiters itu kayak main - main. Enggak jelas gitu. Kadang naik kadang turun kayak emosi bos.
Biasanya bakul es itu, Cuma dia yang tahu takarannya, Mbak Mila ini , Mbak Mila yang itu, Mbak Mila yang biasanya beli, Mbak Kamila yang biasanya ambil ke sana. Kalau boleh Kamila ingin rasanya memaki di depan matanya. Kenapa semua pekerjaan di limpahkan padanya, gaji juga enggak ada bedanya, sama rata, tapi kenapa banyaknya pekerjaan enggak sama rata. Ini bukan mengeluh, ini hanya curhat tentang kesenjangan dalam bekerja. Dimana sih, kerjaan yang enggak ada emosinya. Pasti ada aja. Entah karena gaji, teman, kerjaan atau karena bos di tempat kerja.
Ranking :
#Waiters - 1 (20/06/25)
#Menu - 2 (20/06/25)
#Baker - 3 (20/06/25)
#kasir - 4 (20/06/25)
#desert - 7 (20/06/25)
#Makanan - 9 (20/06/25)
#minuman - 1 (01/07/25)
#kalimantantimur - 3 (01/07/25)
#
Layaknya sebuah simfoni yang rumit namun selaras, jiwa Bhadrika dan Tavisha mengalun indah melalui untaian kisah yang manis.
Tayangan acak di Youtube menjadi langkah awal Tavisha mengenal sosok Bhadrika. Rasa kagum, hati yang berbedar, dan senyum yang mengembang muncul begitu saja hanya karena membaca namanya, mendengar suaranya, dan melihatnya lewat gambar. Sejalan dengan itu, harapan pun tumbuh seiring dengan do'a yang dipanjatkan. Meskipun logikanya seringkali menentang. Karena sosok Bhadrika bukanlah sosok yang biasa.
Bhadrika adalah seorang laki-laki yang memiliki latar belakang keluarga, pendidikan, karir, dan relasi yang luar biasa hebat. Masyarakat bahkan menyematkan panggilan: mas-mas Jawa premium untuk sosoknya.
Gelar dan amanah yang di emban Bhadrika sejak usianya genap 24 tahun itu membuatnya perlahan mulai kehilangan sosok dirinya sebelum naik tahta. Pertemuannya dengan Tavisha di ruang kerjanya siang hari itu, obrolan singkat mereka, gestur tubuh perempuan itu, tanpa sadar menarik Bhadrika untuk jatuh ke dalam pesona perempuan itu yang mampu membuatnya meraih rasa rileks dengan mudah. Namun Bhadrika tahu, Tavisha juga tahu, jika semuanya tidak akan semudah itu.