{BAGIAN KE-2 DARI ARSHAKA MAHENDRA}
Dua tahun lamanya dunia meredup menjadi kanvas hitam pekat, tanpa setitik cahaya, tanpa satu pun warna. Rumah itu, yang dulunya dipenuhi tawa dan riuh rendah, kini menjadi peti mati raksasa yang menelan dirinya hidup-hidup. Naresh mengurung dirinya selama dua tahun, bukan di balik jeruji besi, melainkan di balik tembok kesunyian yang dibangunnya sendiri.
Waktu seakan berhenti berdetak. Hari-hari berlalu tanpa jejak, tidak ada suara, kecuali detak jantungnya sendiri yang bergema di ruang sunyi itu, irama kematian yang lambat dan menyakitkan.
Rumah itu menjadi cerminan jiwanya yang remuk redam. Ia hidup, namun tak lebih dari sekadar mayat yang berjalan. Naresh adalah padang pasir yang tandus, tanpa oase, tanpa harapan, hanya debu kesedihan yang berterbangan ditiup angin duka. Ia kehilangan lebih dari sekadar seorang kakak; ia kehilangan pegangan hidupnya, jangkar yang menambatkannya pada dunia. Dunia yang dulunya berwarna-warni kini menjadi abu-abu, monoton, dan tak bermakna.
Ini kisah kami.
Kisah rahasia cinta kami.
Dan perjalanan kami hingga sampai disini.
"Semuanya berawal dari mereka"
"Jika mereka tidak memasuki kehidupan kita, kejadian seperti ini tak akan terjadi"
"Ini bukan salah mereka!"
"Kau terlalu egois!"
"Apa karena kami... Semua terjadi?"
"Jika begitu aku pergi saja"
Start : 5 Maret 2020
End : -