Elangga, seorang penghulu muda yang dikenal kaku, kalem, dan jarang senyum, tiap hari menyaksikan pasangan sah menjadi suami istri. Tapi hidupnya sendiri kosong-cinta hanya teori, pernikahan hanya formalitas pekerjaan.
Sampai suatu hari, dia bertemu Nairi, penjual jamu keliling yang cerewet, seenaknya, dan selalu senyum walau hidupnya pahit-pahit manis kayak kunyit asem. Nairi bukan tipe perempuan kalem berkerudung lembut yang biasa dikenalkan tetangga buat "calon istri." Dia tukang godain Mas Elangga, bahkan jualan jamu depan kantor KUA demi 'marketing' katanya.
Mereka dua kutub yang beda, satu percaya akad adalah hal suci, satunya lagi pernah gagal nikah dan trauma cinta. Tapi hidup malah sering main-main. Di balik botol-botol jamu dan meja akad, pelan-pelan hati mereka mulai bergetar.
Tapi ... apa cinta bisa tumbuh di antara aturan, reputasi, dan luka yang belum sembuh?
Haechan hanya ingin bersekolah dengan tenang, lulus dengan nilai baik lalu mendapat pekerjaan yang baik di perusahaan besar.
hanya seperti itu,
bukannya malah terlibat dengan para pewaris konglomerat,