Story cover for Dalam Diam, Aku Ikut Menggenggam by Biibuymood
Dalam Diam, Aku Ikut Menggenggam
  • WpView
    Reads 1,563
  • WpVote
    Votes 81
  • WpPart
    Parts 18
  • WpView
    Reads 1,563
  • WpVote
    Votes 81
  • WpPart
    Parts 18
Ongoing, First published Jun 21
Mature
2 new parts
Aza Calys Vellerie tak pernah menyangka bahwa masa lalu yang disembunyikan rapi oleh keluarganya akan menyeretnya kembali ke luka yang belum pernah benar-benar sembuh. Ia hanya gadis remaja yang hidup di antara bayang-bayang kembarannya, Noel, dan sosok-sosok lelaki yang kehadirannya menyisakan dilema lebih dari jawaban.

Harry Araz Verellian, dosen muda yang karismatik dan dingin, menyimpan rahasia kelam yang nyaris membunuhnya di masa lalu. Di balik ketenangannya, ia adalah pria dengan kendali luar biasa, hacker kelas tinggi yang telah mengamati Aza sejak lama... terlalu lama. Tapi Harry punya batas: ia menunggu Aza genap berusia tujuh belas tahun batas antara pelindung dan pecinta, antara kendali dan kegilaan.

Sementara itu, Fatharez Viero Mahadipa, adik tiri Harry, hidup dalam bayang-bayang sang kakak. Ia terlalu sadar akan kekurangannya, terlalu tunduk pada 'sempurna' yang dipaksakan sejak kecil. Namun Aza hadir membawa warna berbeda dan perlahan, Fathah mulai merasa... ingin menjadi cukup.

Lalu ada Noel, si kembar yang mencintai Aza lebih dari yang seharusnya. Bukan cinta yang salah, tapi terlalu dalam. Terlalu posesif. Terlalu cemburu pada siapa pun yang mampu menyentuh Aza lebih lembut daripada dirinya. Bahkan sahabatnya sendiri Nio.

Di antara hasrat yang ditekan, luka yang diwariskan, dan ketakutan yang disembunyikan... Aza berjalan di atas garis tipis, tak tahu siapa yang benar-benar melindunginya dan siapa yang akan menjatuhkannya lebih dalam.

"Karena terkadang, yang paling kau percaya bisa menjadi orang pertama yang melepaskanmu saat kau butuh digenggam."
All Rights Reserved
Sign up to add Dalam Diam, Aku Ikut Menggenggam to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Love In Hate by aleeaDivan123
63 parts Complete
Rank #3 pov (25-09-25) #2 aza (29-09-25) 17+ (harap bijak dalam memilih bacaan) "Ya ampun... ini orang nggak ada kapoknya," gumam Aza pelan. Aza mengambil sebuah bolpen dari atas mejanya, lalu mencoret balik di kertas itu, "Deal. Tapi lo jangan ganggu gue beneran." Kertas dilempar balik kearah Harry berharap sampai. Hazel mengambil kertas yang sudah remuk seperti sampah lalu membuka kertas itu lalu merapikannya kembali untuk mudah dibaca, senyum puas terlukis di wajah tampannya harri. Tapi satu menit kemudian, ia menulis kembali balasan untuk Aza lagi, seperti tak puas akan sesuatu. "Tapi kalo gue kangen gimana?" Lalu Harry melempar kembali pada Aza dengan sedikit kedipan mata khas Harry lagi dan ingat kan sudah beberapa kali. Aza menerima kertas itu lagi, dan mulai membaca gerak-gerik kelakuan nya Harry lalu kembali menulis balasan supaya ia jera dan berhenti mengganggu Aza, untuk sesaat, "Derita Lo, kenapa Lo kangen dasar player" Aza kembali melemparkan kertas itu ke Harry, dan ya Harry lansung kegirangan tapi saat Harry membuka balasan dari Aza Harry malah tersenyum jail bak merencanakan sesuatu hal lebih nakal dari ini, "Awas Lo ya". Dalam kepala Harry yang punya seribu cara untuk mengganggu Aza, dengan senyum liciknya. Harry dengan cepat menghampiri Aza dan menyerahkan kertas yang sudah berisikan balasan dari Harry, Dan yang tertulis disana adalah "Kalo gue menderita Lo yakin bisa ngibur gue, tapi boleh tuh ni pipi masih suci belum di kecup siapa-siapa".
You may also like
Slide 1 of 10
Home Is You cover
Love In Hate cover
Istri Kecil Tuan Vaughan | HarQeel cover
Little Girl (ON GOING)  cover
Dimple cover
Jika Waktu Mengizinkan cover
Elsa cover
 DI BAWAH LANGIT YANG SAMA  cover
Bungsu Tongkrongan cover
This Is Love?Harry Aqeela cover

Home Is You

21 parts Complete Mature

Aqeela terlalu ribut untuk dunia Harry yang tenang. Harry terlalu tenang untuk semesta Aqeela yang ramai. Aqeela terbiasa menyembunyikan luka dengan tawanya yang keras namun nyatanya kepalanya terlalu berisik. Harry terlalu diam, berpikir sebelum merasa dan menyimpan semuanya sendirian. Padahal nyatanya dia belum nemu orang yang bisa membuatnya buka suara. Lalu takdir tanpa dipinta mempertemukan keduanya. Aqeela dengan logikanya yang ajaib dan tawa tanpa aba-aba. Harry dengan tatapan tenangnya yang selalu tahu kapan harus tinggal, bukan pergi. Mereka gak nyari cinta. Tapi pelan-pelan, mereka menemukan rumah-dalam bentuk yang paling tak terduga: Saling melengkapi, tanpa harus berubah.