Aluna tidak percaya pada cinta. Baginya, dunia terlalu keras untuk hati yang lembut, terlalu bising untuk jiwa yang senyap. Ia tumbuh dengan luka, kehilangan ayahnya di usia muda, dan belajar bertahan lewat diam dan kuas lukis. Di balik ketenangannya, ada hati yang nyaris hancur-sunyi, tapi belum sepenuhnya mati.
Rayn juga tidak percaya pada cinta. Baginya, hubungan hanya jebakan yang berujung sakit. Ia hidup dalam logika dan kesendirian, membangun dinding dingin untuk menjauh dari masa lalu yang menggores terlalu dalam. Ia tidak butuh siapa pun-hingga suatu malam, ia bertemu gadis yang duduk di bangku kayu tempat biasa ia menyendiri.
Pertemuan mereka tak direncanakan. Hanya dua orang asing di taman sepi, di bawah bulan yang seolah ikut menangis bersama mereka.
Namun dari keheningan itulah, tumbuh sesuatu yang tak terduga. Tanpa janji, tanpa gombal, hanya diam yang saling memeluk. Setiap malam, mereka duduk di tempat yang sama-tak saling tanya, tapi saling mengerti.
Tapi takdir tak pernah mudah bagi dua hati yang rapuh.
Masa lalu Rayn mulai menghantui. Luka yang belum sembuh mengancam merusak apa yang belum sempat mereka namai. Dan ketika orang ketiga-Leo, hadir dengan senyum hangat dan tangan yang selalu siap memeluk Aluna, semuanya mulai runtuh.
No More Crying Moon adalah kisah tentang cinta yang tumbuh dalam keheningan, luka yang tak selalu sembuh dengan waktu, dan keberanian untuk mencintai seseorang yang belum selesai dengan dirinya sendiri.
Apakah dua jiwa yang saling mengenal dalam diam bisa bertahan saat dunia mulai berteriak?
Ataukah mereka harus berpisah... demi tidak saling menyakiti lebih jauh?
Semua berawal dari arisan ibu-ibu komplek waktu Chuseok. Sooyoung dan Taehyung harus pura-pura pacaran meskipun sama-sama belum mau menjalin hubungan.
Semua berawal dari kepura-puraan. Namun, Sooyoung dan Taehyung tanpa sadar terlarut dalam kenyamanan yang sama sekali nggak mereka duga sebelumnya.
chocolabit, 2020
pic source: pinterest