
Nadine selalu percaya bahwa beberapa perasaan tidak harus diucapkan untuk bisa dirasakan. Tapi justru karena itu, dia selalu gagal membaca tanda, atau mungkin sengaja memalingkan mata. Laziel sudah memberi semua petunjuk dari caranya berhenti menunggu, sampai kepergiannya yang tanpa kata pamit tapi penuh makna. Closurenya jelas, tapi Nadine masih hidup dalam kemungkinan yang tak lagi nyata. Di balik senyumnya, dia masih menolak percaya kalau rasa itu benar benar selesai. Ia menenangkan diri dengan kalimat, "Dia cuma lagi capek" atau "Mungkin dia masih sayang, cuma butuh waktu." Padahal perasaan Laziel sudah lama selesai. Sudah lama menyerah. Dan yang tersisa kini hanyalah Nadine, duduk sendiri di antara tanya yang tak lagi punya lawan bicara. Ini bukan tentang kehilangan orang, tapi kehilangan harapan yang dipeluk terlalu erat, bahkan saat kenyataan sudah menampar berkali-kali. Ternyata sakit ya, melepas genggaman tangan yang rasanya masih ingin kita genggam lebih lama, bahkan selamanya.All Rights Reserved
1 part