
Hari itu, Ashana berpikir-begitu banyak luka yang tak pernah diselesaikan hanya karena ia adalah seorang perempuan yang harus berjuang demi keadilan dan hak sebagai warga negara. Ashana tak yakin hidup ini akan berubah jika semua perempuan terus dianggap sebagai sosok rapuh yang hanya bisa melawan lewat kata-kata. Ia lelah berjuang seorang diri, tanpa ada siapa pun yang benar-benar ingin berdiri di sisinya. Hidup terasa seperti lika-liku tanpa arah menuju kebahagiaan. Namun, sejak masa kuliah, Ashana bertemu dengan seorang laki-laki yang membuatnya kembali bersemangat menjalani hidup dengan damai. Namanya Raksa Abimana Atmadhika-seorang mahasiswa cerdas dan berprestasi yang terpilih menjadi presiden mahasiswa. Dulu, hanya dengan melihatnya dari kejauhan, jantung Ashana berdetak kencang dan senyumnya tak pernah pudar. Tapi semua itu telah sirna. Hatinya hancur. Ia mulai membenci Raksa, menganggap bahwa Raksa hanya memanfaatkannya demi ambisi pribadi dan kekuasaan. Beberapa kebijiakan yang seharusnya melindungi perempuan justru merugikan perempuan, dan Raksa menyetujuinya. Karena itulah, Ashana memutuskan untuk tidak lagi berkomunikasi dengan Raksa. akankah mereka benar-benar akan kembali bersama ? Atau justru sebaliknya?All Rights Reserved
1 part